Hefni
Zain
Liburan adalah waktu yang selalu dinantikan-nantikan
oleh banyak orang, mulai pelajar, mahasiswa hingga orang tua. Terdapat segudang
rencana sudah disiapkan untuk menyambutnya. Ada yang ingin tamasya ke tempat
wisata, ada yang ingin jalan-jalan bersama keluarga ke puncak atau ke pantai
menikmati keindahan pemandangan alam yang nyaman. Ada pula yang ingin bersama
teman-temannya keluar kota, luar pulau, luar negeri bahkan mungkin juga ke luar
angkasa. Yang penting fun, seru, berkesan dan tak terlupakan. Rasanya
tidak afdhal jika hanya tinggal di rumah
Hanya saja, yang
harus ditekankan, rekreasi yang baik adalah rekreasi yang membawa arti, tamasya
yang baik adalah yang mambawa makna. Sebaiknya ada sesuatu hikmah yang dapat
diambil, bukan sekadar liburan dan hiburan, tapi juga menambah pengetahuan dan
melatih kemandirian. Masa liburan memang sebaiknya benar-benar dipergunakan untuk
liburan yang bermanfaat.
Rekreasi dalam bahasa Arab disebut (siyahah) yaitu bepergian ke suatu tempat
untuk suatu tujuan, bukan untuk berpindah tempat dan bukan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Rekreasi dengan tujuan bersantai, bersenang-senang,
menikmati indahnya alam, mengetahui tempat-tempat bersejarah dan lain
sebagainya adalah dibolehkan asal tidak terdapat kemungkaran(Qs. Muhammad : 10,
al-Ankabut :20, al-Mulk :15, dan an-Nur :122)
Liburan yang
bermanfaat pada hakikatnya sangat beragam. Bagi sebagian orang, liburan tidak selalu
dihabiskan dengan berburu kesenangan. Banyak kegiatan lain yang layak dipilih
mesti tidak populer. Tapi justru punya nilai lebih dibanding sekadar having
fun. Liburan sebenarnya bisa dijadikan sarana untuk mengembangkan diri.
Waktu luang yang begitu banyak akan lebih baik jika dilalui dengan aktivitas
yang bermanfaat. misalnya: Mengikuti paket-paket kajian keislaman, paket bahasa
asing, mempelajari keahlian baru, kursus menyetir, menjadi peserta out bound, menulis atau bersilaturrahmi. Atau di rumah saja, tetapi dalam keadaan membuat program “liburan” sendiri
seperti berbenah rumah, berkebun, dll. Intinya upayakan agar anak selalu memiliki
keahlian baru setelah liburan.
Mengisi liburan dengan jalan-jalan atau
wisata tentu boleh-boleh saja dan tidak dilarang selama tidak melanggar aturan
syara, tidak ada anjaman keselamatan dan tidak ada problem pada situasi alam
dan situasi sosial, misalnya musim longsor, rawan banjir, rawan bom dan semacamnya
yang mengancam dan membahayakan perjalanannya. Kecuali itu tidak ada ruginya
jika anak didorong untuk melakukan kegiatan yang punya nilai lebih, sekaligus
mengajari mereka agar pandai menghargai waktu luang. Rasulullah saw telah mengingatkan
kita melalui sabdanya: “Dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai untuk
memanfaatkannya dengan sebaik mungkin adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR.
Bukhari)
Sejatinya terdapat banyak manfaat yang di dapat dari rekreasi, tamasya dan wisata
apalagi ke alam terbuka, antara lain : dapat mempertebal keimanan, meningkatkan
tafakur dalam merenungi ciptaan Allah akan alam semesta (Qs.Ali-Imran:190-191),
memperluas ta’aruf (Qs.Al-Hujurat:13), dapat mengambil ibrah dari rekreasi yang
dilakukan, menyehatkan tubuh, menyegarkan, membugarkan dan merefreshing otak
setelah sekian lama bergelut dalam kesibukan rutinitas.
Bila tamasya
diniati seperti diatas, maka sangat dianjurka, baik oleh agama maupun oleh
kesehatan. Tetapi bila sekedar mementingkan gaya hidup, prestise dan gengsi,
dimana hakikat dan makna kehidupan yang sesungguhnya menjadi hilang, maka hal
itulah yang perlu ditinjau ulang.
Kebutuhan
untuk beristirahat, menyegarkan pikiran dan tubuh sejenak dari rutinitas sehari-hari
melalaui wisata alam, wisata bahari, wisata religi, wisata kuliner memang kebutuhan
yang cukup penting, ia bersifat melengkapi kebutuhan dasar, tetapi harus diadaptasikan
dengan kesiapan budget yang direncanakan agar tidak memaksakan diri, sehingga
dapat menyebabkan kedzaliman terhadap diri sendiri dan orang lain. Berlibur
juga harus sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu tidak mendekat kepada
perbuatan yang dilarang dalam Islam
Pada
dasarnya berlibur adalah menyisihkan waktu dengan melaksanakan kegiatan yang dapat
menyegarkan pikiran dan tubuhnya, atau menggunakan waktu dengan bersantai,
terbebas dari rutinitas keseharian, namun tetap bernilai ibadah dan bermanfaat.
Rasulullah saw telah memperingatkan agar bersikap seimbang dan tidak
memberatkan diri sendiri, sabda beliau : “ Sesungguhnya agama ini
mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali ia akan
dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik
mungkin waktu pagi, waktu sore dan sebagian waktu malam kalian (untuk
memperbanyak kebaikan).” HR. Bukhari.
Salah
satu bentuk liburan yang biasa dilakukan adalah dengan berwisata atau melakukan
perjalanan keluar kota atau ke luar negeri. Hal ini tidak dilarang selama niat
dan tujuannya adalah untuk mengambil pelajaran dan maslahah dalam merenungi
keindahan ciptaan Allah swt dan menikmati indahnya alam sebagai pendorong jiwa
manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan dan kekuasaan Allah swt dan
memotivasi semangat menunaikan kewajiban hidup, baik itu beribadah maupun
bekerja. Allah swt berfirman: “Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, maka
perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian
Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (Qs. Al-Ankabut: 20)
Sebenarnya
masa liburan merupakan nikmat waktu luang. Setiap muslim harus menyadari hal
ini, sehingga waktu liburan harus digunakan sebaik mungkin. Rasulullah saw
telah memperingatkan, betapa banyak manusia yang terlalaikan dari nikmat waktu
luang ini, dan hanya menuai kerugian belaka. Beliau bersabda,: “Ada dua
nikmat yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari).
Oleh
karena itu setiap muslim sebaiknya memanfaatkan waktu liburan dengan hal-hal
yang bisa membawa manfaat, berkah dan bisa memberikan maslahah di dunia dan di
akhirat. Rasulullah saw sendiri sebenarnya telah mencontohkan bagaimana
sebaiknya umat muslim melakukan libur untuk menyegarkan tubuh dan pikiran, Liburan
rutin yang dianjurkan adalah yang menyejukkan dan menguatkan jiwa.
Dengan
begitu, rekreasi, selain didorong oleh rasa keingin tahuan, hendaknya juga didorong
oleh kebutuhan pendidikan, keagamaan,
kesehatan, kebudayaan dan kesenian, dan kepentingan
hubungan keluarga . Hasil research para dokter di California
menyebutkan manfaat liburan bagi kesehatan, adalah sebagai berikut :
1. Hidup lebih lama
Penelitian yang dilakukan
terhadap 749 wanita yang berumur 45-64 tahun di Amerika menunjukkan baik ibu
rumah tangga maupun wanita kerja yang mengambil liburan memiliki peningkatan
signifikan dalam penurunan serangan jantung. Ibu rumah tangga yang mengambil
liburan sekali dalam enam tahun atau kurang memiliki hampir dua kali resiko
timbulnya serangan jantung dibanding yang berlibur dua atau lebih per tahun.
2. Menjaga sel otak
James Sands dari South
Coast Institute for Applied Gerontology meneliti 112 wanita yang
berumur 65-80 dan menemukan ada hubungan antara rutinitas hidup yang banyak
dengan menurunnya fungsi intelektual.
3. Meningkatkan kepuasan hidup
Linda Hoopes dan John
Lounsbury, peneliti Departemen Psikologi Universitas Tennessee mensurvey
128 pegawai sebelum dan sesudah liburan. Mereka menemukan ada suatu peningkatan
dalam kepuasan hidup setelah liburan.
4. Menurunkan ketegangan
Stress eksternal dan kegiatan
kehidupan baik di tempat kerja atau rumah dapat membuat seseorang merasa
gembira atau stress. Gejala-gejalanya termasuk perasaan lelah, tidak memiliki
dorongan, tidak tertarik melakukan sesuatu, tidak antusias dan bahkan perasaan
takut. Peneliti dari Departemen Psikologi Universitas Tel Aviv. Mina Westman
dan Dove Eden menemukan perasaan tertekan dalam 76 pegawai menurun signifikan
selama liburan.
5. Memperbaiki kehidupan keluarga
Dilaporkan
dalam An experiment in leisure (Science Journal, 1986), W.J.
Kaiser menganalisa respon dari 390 pegawai pabrik baja yang melakukan liburan
selama 13 minggu. Ia menemukan liburan ternyata dapat memberikan keuntungan
bagi kehidupan keluarga. Para pekerja dilaporkan lebih tertarik dan berbagi
kegiatan dengan pasangan dan anak-anak mereka.
Ada sesuatu yang mengandung unsur-unsur pengobatan
keluar dari rutinitas sehari-hari dan menikmati lingkungan berbeda. Setiap
liburan memiliki manfaat unik. Bahkan bagi beberapa orang paket liburan satu
minggu yang diatur dapat memiliki keuntungan tahan lama. Kadang-kadang suatu
perjalanan adalah suatu eksplorasi perjuangan dan orang merubah cara mereka
memandang diri dan keadaan sulit mereka di rumah.
Al-Qur’an menegaskan “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. Ayat ini
menegaskan bahwa yang terpenting dari wisata, rekreasi, tamasya dan berlibur
adalah agar yang bersangkutan memperoleh manfaat dari apa yang disaksikan
dan dipelajari di tempat-tempat yang telah dikunjungi, yang dengan semua itu tujuan
akhirnya adalah mengembalikan rasa kebahagiaan yang tergerus oleh pakem rutinitas.
Nah jika esensi tujuan akhir dari rekreasi, tamasya
dan berlibur adalah mendapat dan mengembalikan kebahagiaan, maka persoalannya
bukan lagi suasana, keadaan dan tempat berlibur itu, bukan lagi kemana dan dimana
berliburnya, melainkan bersama siapa kita saat itu. Anda berada di gubuk reot
di tengah hutan tetapi bersama orang yang anda cintai, maka akan terasa sorga.
Sebaliknya anda berada di hotel lantai 99 bertahtakan pualan, tetapi bersama
orang yang anda benci, maka akan terasa neraka. Jadi kebahagiaan anda sejatinya
tidak ditentukan oleh susana dan tempat, melainkan ditentukan oleh siapa yang bersama
anda. Itulah sebabnya Rabiah al-Adawiyah berucap, saya tidak peduli apakah saya
di sorga atau ndi eraka, yang penting cinta Allah selalu bersama dan menyertai
saya #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar