Jumat, 26 Desember 2014

ATASI KESULITAN DENGAN MEMBERI

Hefni Zain 

       Dalam konsep Islam orang yang gemar menafkahkan hartanya untuk agama dan kemanusiaan tidak akan dirugikan, tetapi akan digantinya dengan berlipat ganda. Ditegaskan dalam Qs. 8 : 60 “Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dirugikan”, bahkan diganti dengan kehidupan yang baik, tenteram, barokah dan diridloi Allah swt. Orang yang gemar memberi di jalan Allah berfungsi seperti Bankir pribadi atau infestasi dunia akherat yang labanya terus berlipat ganda. : Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (reward) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (Qs.2 : 261). Karena itu Allah menganjurkan orang-orang yang berada dalam kesempitan, hendaklah berinfaq agar dibebaskan dari kesempitan yang dideritanya “Dan orang orang yang disempitkan rizkinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadaNya. …Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan (Qs. 65 : 7). 
       Shodaqoh dapat mengundang datangnya rizqi, Dalam sebuah riwayat disebutkan utluburrizqa bisshodaqoh (Carilah rizqi dengan bershodaqoh). Harrik yadaka tarzuq (gerakkan tanganmu untuk memberi, niscaya kami akan mendapatkan rizqi dari Allah). Bersodaqoh juga berfungsi seperti Dokter pribadi, Disebutkan dalam sebuah riwayat, ada sahabat yang mengadu pada Rasululloh karena mengalami sakit yang terus menerus di lingkungan keluarganya, Lalu Rasululloh bersabda “Syifu Mardhakum Bissodaqoh” (sembuhkan penyakit-penyakit di keluargamu dengan shodaqoh). Rasululloh menggunakan kata Syifa’ bukan Dhawa’. (Dawa’ berarti obat, yang masih mengandung probabilitas, tetapi syifa berarti penyembuh yang bersifat pasti) 
    Bersodaqoh juga berfungsi seperti Pelayan pribadi, yang melayani dan memudahkan setiap kesulitan yang bersangkutan. Disebutkan “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan menyelesaikan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat” (Hr. Muslim). Nabi saw juga bersabda “Sesungguhnya Allah menggagalkan bencana kerena kaum dermawan, karena merekalah manusia ditolong Allah”. Sabda ini terdengar berat bagi Ibnu Mas’ud, sehingga dia bertanya kepada Rasululloh, fima adrakaha ? beliau bersabda, bissakhai wan nashihati lil muslimin (dengan kedermawanan dan kecintaan yang tulus kepada kaum muslimin). Bahkan bersodaqoh dengan ijin Allah dapat merubah taqdir dan memperpanjang umur . “Tidaklah takdir itu bisa dicegah kecuali dengan doa dan tidaklah umur bisa ditambah kecuali dengan shodaqoh” (Al-Hadits) 
        Diceritakan, seorang anak muda yang sangat miskin bekerja sebagai wiraniaga untuk membiayai uang kuliahnya. Pada suatu hari, ia sangat bingung karena ia hanya punya uang sepuluh sen saja, padahal ia sangat kelaparan. Ia memberanikan dirinya untuk minta makan pada tetangganya, tapi ia gugup ketika seorang nyonya yang perlente membuka pintu. Ia tidak jadi minta makanan. Ia minta segelas air saja. Perempuan itu merasa bahwa anak muda itu dalam kesusahan. Ia berikan kepadanya segelas susu. Ia minum perlahan-lahan. Ia bertanya, “Berapa?” “Anda tidak perlu bayar apa pun?” kata perempuan itu, “Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima apa pun buat perbuatan baik.”“Kalau begitu, terimakasih saya yang setulus-tulusnya,” katanya. Ketika anak muda itu meninggalkan rumah itu, ia merasa lebih bahagia dan keimanannya kepada Tuhan serta kepercayaannya kepada umat manusia menjadi lebih kuat. 
         Bertahun-tahun kemudian, nyonya yang baik itu jatuh sakit. Dokter-dokter tidak tahu persis apa penyakit yang dideritanya. Ia dikirim ke rumah sakit dan diserahkan kepada anak muda dulu yang kini sudah menjadi dokter. Ketika ia mendengar nama kota asal pasiennya, matanya bersinar dan mulai menduga-duga siapa dia. Ia mulai merawatnya dan segera mengenal sang nyonya. Ia bekerja keras untuk menyelamatkan nyawanya. Akhirnya, setelah perjuangan yang berat, perempuan itu sembuh. Dokter itu meminta administrasi rumah sakit untuk menyampaikan kepadanya tagihan untuk ia setujui. Ia memperbaiki tagihan itu dan menandatanganinya. Di atas tagihan biaya rumah sakit itu ia menuliskan catatan kecil. Ia krimkan kembali kepada pasiennya. Perempuan itu tahu ia harus membayar tagihan itu selama sisa usianya. 
       Walaupun ia bahagia karena telah disembuhkan, ia juga kuatir tidak bisa membayarnya. Ia membuka amplop dan terkejut ketika membaca tulisan di atas surat tagihan itu: “Tagihan ini sudah dibayar bertahun-tahun yang lalu dengan segelas susu- dr Howard.” Tangisan kebahagiaan membasahi mukanya. Ia bersyukur kepada Tuhan dan berterimakasih kepada dokter muda itu akan balasan kebaikannya.” 
      Cerita di atas dikirim ke alamat email saya. Pengirimnya adalah bagian dari organisasi internasional untuk menyebarkan kebaikan, The Random Acts of kindness Foundation. Saya terharu dengan perilaku perempuan elegan itu yang berempati dengan derita orang miskin yang tidak dikenalnya. Saya lebih terharu lagi dengan dokter muda yang menjadi tangan Tuhan; untuk membalas kebaikan sekecil apa pun dengan berlipat ganda. “Apalagi balasan perbuatan baik selain perbuatan baik lagi,” firman Tuhan. “Sesungguhnya Allah selalu menolong seorang hamba yang selalu menolong orang lain,” kata Nabi Muhammad saw. Alam ini diatur oleh hukum resiprositas, hukum balas-membalas. Siapa orang yang dipandang dengan tatapan kasih, ia akan menjawabmu dengan pelukan. Makilah kawan-kawanmu, dan mereka akan menyebarkan keburukanmu. 
            Mungkin Anda akan mengajukan keberatan. Mengapa orang yang kita bantu sering membalas air susu dengan air tuba? Pada saat seperti itu, ingatlah bahwa Tuhan tidak memilih orang itu sebagai tanganNya untuk membalas kebaikan Anda. Tapi ia pasti memilih tangan lain yang akan datang padamu dari orang yang tepat pada saat yang tepat. 
     Saya ingat kawan saya yang terkenal sangat dermawan. Pada waktu kecil, ayahnya mengumpulkan anak-anak miskin di kampungnya. Ia mendidik dan membesarkan mereka dengan dananya sendiri. Setiap hari ia harus bekerja sangat keras, sehingga sering melupakan anaknya sendiri. Ketika ia mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri, pada saat-saat kritis ia selalu memperoleh pertolongan dari orang-orang yang tidak dikenalnya. Tentu saja mereka bukan anak-anak asuh bapaknya. Tapi tetap saja mereka adalah tangan-tangan Tuhan yang dikrimkan kepadanya pada saat yang tepat. 
        Pada khotbahnya menyambut bulan Ramadhan, Nabi saw bersabda: “Sayangilah anak-anak yatim orang lain, nanti Tuhan akan sayang pada anak-anak yatim yang kamu tinggalkan. Bersedekahlah walaupun dengan seteguk air atau sebutir kurma.” Ia sedang mengajarkan kepada kita hukum reprositas. 
        I500 tahun sesudah itu, puluhan ribu mil jauhnya dari negeri Nabi, seorang dosen Fakultas Kedokteran di Case Western University membiayai dan melakukan penelitian-penelitian tentang manfaat memberi atau bersedekah bagi pelakunya. Ia telah menjadi tangan Tuhan untuk membuktikan kebenaran sabda Nabi. Dengarkan kata-katanya: “Kamu ingin bahagia, Dicintai, Selamat, Sejahtera? Kamu ingin ketemu orang pada saat-saat kritis dan percaya pada dukungannya? Kamu ingin kehangatan hubungan yang sejati? Kamu ingin berjalan di dunia setiap hari dengan yakin bahwa inilah dunia yang penuh kebaikan dan harapan? Aku punya satu jawaban: Memberi. Berilah setiap hari, walaupun dalam jumlah kecil. Kamu akan hidup lebih bahagia. Berilah dan kamu akan lebih sehat. Berilah dan kamu akan berusia lebih panjang.” Dr Stephen nama dosen itu, ia menuliskan hasil penelitiannya yang disimpulkan dalam judul bukunya Why Good Things Happen to Good People. (dihimpun dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar