Hefni Zain
Suatu ketika, Rasulullah saw bermimpi mimbarnya dikrubuti banyak kera,
sejak mimpi itu Rasul saw begitu sedih, sebab ta’wil mimpi itu adalah sepeninggal
beliau akan ada fitnah menggunung yang mencemari
ajaran beliau, Lalu Rasulullah saw mengingatkan kepada para sahabatnya bahwa orang
yang berpegang teguh pada ajaran Rasul saw, sama dengan memegang bara api, dan
akan dicap asing (aneh) oleh orang-orang disekitarnya. Kini kehawatiran Nabi saw menjadi kenyataan, agama, kini dimainkan oleh orang yang
memiliki kewenangan, ajaran beliau banyak diubah oleh kaum yang mengaku umat
beliau, ungkapan cinta yang semestinya menjadi sunnah dan ungkapan tauhid tak
jarang disebut bid’ah atau bahkan syirik, Dan kesedihan Nabi saw semakin mendalam,
ketika berbagai prilaku tak terpuji itu justru diatasnamakan membela ajaran
beliau
Dalam
kesempatan lain Rasulullah saw. bersabda Islam dimulai dalam
kondisi asing (aneh), dan akan kembali sebagaimana ia dimulai (sebagai sesuatu
yang aneh); maka berbahagialah bagi orang- orang
aneh. [H.R.Muslim]. Siapakah Al-ghuraba’ atau orang-orang
aneh itu? Dalam beberapa riwayat, dinyatakan bahwa makna al-Ghuraba’ adalah
orang yang istiqomah baik dan lurus ditengah kondisi manusia yang
berkecenderungan atau sudah rusak. Juga terdapat makna; mereka adalah orang
yang memperbaiki apa yang telah dirusak oleh manusia. Mereka
adalah orang-orang yang secara konsisten menjadi pelopor untuk melakukan
perbaikan akhlaq ditengah arus dekadensi moral yang begitu dahsyat. Orang-orang
aneh adalah mereka yang selalu menghidupkan sunnah Rasul saw, tatkala begitu
banyak manusia berupaya mematikannya. Mengapa disebut aneh? Sebab pola fikir
dan pola lakunya dianggap melawan arus oleh kebanyakan orang. Seorang pejabat
tinggi yang tidak mau korup akan dianggap aneh oleh masyarakat yang biasa
korup. Orang waras akan dianggap aneh oleh komunitas masyarakat gila. Seorang kiai
yang tetap bertahan hidup sederhana akan dianggap aneh oleh komunitas yang
biasa hedonistik.
Secara maknawi, kata aneh
juga asing adalah sejajar dengan kata luar biasa yang bisa diartikan menjadi
dua macam. Pertama : adalah di luar kebiasaan. Jadi, ada
suatu kebiasaan yang memang telah berlaku dalam masyarakat, kemudian kita
berbuat sesuatu yang di luar kebiasana itu, sehingga dipandang aneh. Agama yang
dibawa Nabi Muhammad saw dipandang aneh, karena tidak sesuai dengan tradisi
yang berlaku di masyarakat Arab saat itu. Tetapi Nabi saw juga mengatakan
: fa thuba li’l ghuraba’ (maka, berbahagialah orang yang
dipandang aneh), karena keanehan itu bisa menarik perhatian bila kita tetap
memiliki pendirian dan watak mandiri. Kedua : benar.-benar
artinya luar biasa, dalam arti kita mencapai sesuai dengan hebat atau dahsyat,
karena melebihi dari pada umumnya manusia berbuat.
Guna meraih dan memperoleh
kedudukan ghuraba’, yakni manusia yang aneh dan luar biasa,
tentu harus berjuang mencari ruang dan peluang hingga menang,
dengan memperbaiki segala yang kurang, yakni selalu mengevaluasi dan mengaca
diri terhadap berbagai ancaman yang menghampiri. Karena itu kita
harus mengamati atau mengawasi, yang dalam bahasa Inggris disebut CARE.
Pertama : C (Comitment). Agar
kita bisa komitmen, kita harus berpadu atau bersatu dengan prinsip, pendirian
dan kemandirian. Orientasinya adalah keyakinan akan sesuatu
yang diperjuangkan dan bukan pada lingkungan yang menjerumuskan
kita pada sesuatu yang kurang menguntungkan. Meski kita dipandang aneh oleh
lingkungan, tetapi kalau mampu menjadi teladan, akhirnya orang lain mengakui
juga. Ibarat ikan, meski di laut yang jelek, rasanya tetap tidak berubah.
Itulah pendirian, meski lentur dalam bergaul, akan tetapi tidak luntur.
Kedua :A (Achievement). Orang
yang luar biasa tidak pernah mempersoalkan kepada atau dengan siapa dia
bekerja, karena senantiasa berorientasi pada “task oriented”yakni
orientasi pada tugas. Kenikmatan bukan atas dasar gaji, akan tetapi saat
menjalankan tugas. Itulah “achievement”, yang berorientasi pada
tugas. Kenikmatan bukan atas dasar gaji, akan tetapi saat menjalankan tugas.
Itulah “achievement”,yang berorientasi pada tugas. Apakah tugas itu
bisa mencapai hasil yang diinginkan atua tidak, tidaklah menjadi persoalan
karena sukses bukan tujuan, tetapi sukses adalah sebuah perjalanan (success
is not destination but it is a journey)
Ketiga :R (Responsibilty) Orang
yang aneh atau luar biasa senantiasa memiliki rasa tanggungjawab (responsibility)
tinggi. Lebih-lebih bila dikaitkan dengan kepemimpinan. Pada istilah responsibility
ada dua kata, yaitu respons dan abilty, kemampuan
dalam merespon. Kemampuan dalam merespon ini juga ada dua macam, yakni
kemampuan dalam merespon positif dan kemampuan dalam merespon negative. Kemampuan
merespon positif disebut proaktif, sedangkan kemampuan dalam merespon
negative disebut reaktif.
Keempat : E (Enthusiastic). Orang
aneh, luar biasa atau hebat adalah orang yang memiliki tekad dan semangat, rela
bermandi keringat, serta didorong oleh kemauan yang kuat. Disamping semangat
yang tinggi, ia memiliki strategi dan enerji, memiliki vitalitas dan dinamika,
tak pernah berhenti meski segala kesuksesan seakan-akan telah didapati. Bekerja
adalah ibadat, bila diniatkan semata-mata karena Allah. Yang menjadi patokan
adalah niat yang ikhlas. Sumber motivasi yang menjadi Inspirasi mengapa
senantasa memiliki tekad, semangat serta kemauan yang kuat adalah firman Tuhan
:Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka, apabila engkau sudah
selesai (dalam suatu pekerjaan) Tetapkanlah bekerja keras (untuk urusan yang
lain) dan Hanya kepada Tuhanmulah engkau sudah selesai (dalam suatu pekerjaan)
Tetapkanlah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan Hanya kepada Tuhanmulah
engkau berharap “(Qs.Al-Insyirah:6-8)
Dalam sebuah
hadits diceritakan : Dari Huzaifah bin Yaman ra, katanya : Saya bertanya kepada Rasululloh saw
Sesungguhnya kami dahulu dalam masa jahiliyah dan keburukan, lalu Allah
mendatangkan kepada kami kebaikan, Adakah sesudah kebaikan ini akan terjadi
keburukan ? Ya , Jawab Rasul. Saya bertanya, Adakah sesudah keburukan itu ada
kebaikan ? Ya, Jawab Rasul, tetapi ada yang merusaknya. Siapa perusak itu ya
Rasul ? Kata nabi : Sekumpulan orang yang memimpin bukan menurut jalan yang benar.
Terangkanlah kepada kami ciri ciri mereka ya rasul ? Rasul berkata : kulit mereka sama dengan kulit kita dan
mereka berbicara dengan bahasa kita.
Sahabat bertanya :Apa yang engkau perintahkan kepada kami, jika
seandainya kami menjumpai mereka ya rasul ?,
Rasul bersabda : jauhilah mereka biarpun karena itu engkau sampai
menguyah urat urat kayu, sehingga engkau meninggal dunia dalam keadaan seperti
itu.
Zaman memang terus berubah, lain dahulu lain
sekarang. Jika dulu
Rasul memilih hidup sederhana , saat
ini banyak yang mengaku pengikut Rasul
bersedia melakukan apa saja,
termasuk mengorbankan harga dirinya hanya untuk berlomba, berebut mengejar kekayaan dan
jabatan atau menjadi tim sukses dalam
kekuasaan. Maka jangan heran kalau saat ini banyak para pinpinan
umat yang gemuk gemuk tidak malu menjadikan istana para sultan sebagai kiblat
mereka, mempermegah tempat tinggal mereka dan memperkaya diri dari sumbangan
dan bantuan para sultan. Maka implikasi
selanjutnya, jangan salahkan bila banyak
orang menutup telinganya bila mendengar kata kata lembut yang penuh ajaran, Sebab terlalu sering
mereka melihat banyaknya hemar yang berjubah Resi.
Dalam suasana peradaban kehidupan yang mulai
kehilangan nilai luhurnya, adalah suatu niscaya menghadirkan kembali nilai
nilai kemuhammadan dalam realitas
keseharian kita. Rekonstruksi ideologi
Muhammadi telah menjadi kebutuhan
mendesak dan tidak dapat ditunda untuk menyelamatkan peradaban manusia dari
kehancuran #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar