Jumat, 09 Januari 2015

BUTUH ORANG-ORANG ANEH

Hefni  Zain

Suatu ketika, Rasulullah saw bermimpi mimbarnya dikrubuti banyak kera, sejak mimpi itu Rasul saw begitu sedih, sebab ta’wil mimpi itu adalah sepeninggal beliau akan ada fitnah menggunung yang mencemari ajaran beliau, Lalu Rasulullah saw mengingatkan kepada para sahabatnya bahwa orang yang berpegang teguh pada ajaran Rasul saw, sama dengan memegang bara api, dan akan dicap asing (aneh) oleh orang-orang disekitarnya. Kini kehawatiran Nabi saw menjadi kenyataan,  agama, kini dimainkan oleh orang yang memiliki kewenangan, ajaran beliau banyak diubah oleh kaum yang mengaku umat beliau, ungkapan cinta yang semestinya menjadi sunnah dan ungkapan tauhid tak jarang disebut bid’ah atau bahkan syirik, Dan kesedihan Nabi saw semakin mendalam, ketika berbagai prilaku tak terpuji itu justru diatasnamakan membela ajaran beliau
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw. bersabda Islam dimulai dalam kondisi asing (aneh), dan akan kembali sebagaimana ia dimulai (sebagai sesuatu yang aneh); maka berbahagialah bagi orang- orang aneh. [H.R.Muslim].  Siapakah Al-ghuraba’ atau orang-orang aneh itu? Dalam beberapa riwayat, dinyatakan bahwa makna al-Ghuraba’ adalah orang yang istiqomah baik dan lurus ditengah kondisi manusia yang berkecenderungan atau sudah rusak. Juga terdapat makna; mereka adalah orang yang memperbaiki apa yang telah dirusak oleh manusia. Mereka adalah orang-orang yang secara konsisten menjadi pelopor untuk melakukan perbaikan akhlaq ditengah arus dekadensi moral yang begitu dahsyat. Orang-orang aneh adalah mereka yang selalu menghidupkan sunnah Rasul saw, tatkala begitu banyak manusia berupaya mematikannya. Mengapa disebut aneh? Sebab pola fikir dan pola lakunya dianggap melawan arus oleh kebanyakan orang. Seorang pejabat tinggi yang tidak mau korup akan dianggap aneh oleh masyarakat yang biasa korup. Orang waras akan dianggap aneh oleh komunitas masyarakat gila. Seorang kiai yang tetap bertahan hidup sederhana akan dianggap aneh oleh komunitas yang biasa hedonistik.
Secara maknawi, kata aneh juga asing adalah sejajar dengan kata luar biasa yang bisa diartikan menjadi dua macam.  Pertama : adalah di luar kebiasaan. Jadi, ada suatu kebiasaan yang memang telah berlaku dalam masyarakat, kemudian kita berbuat sesuatu yang di luar kebiasana itu, sehingga dipandang aneh. Agama yang dibawa Nabi Muhammad saw dipandang aneh, karena tidak sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat Arab saat itu. Tetapi Nabi saw juga mengatakan : fa thuba li’l ghuraba’ (maka, berbahagialah orang yang dipandang aneh), karena keanehan itu bisa menarik perhatian bila kita tetap memiliki pendirian dan watak mandiri.  Kedua : benar.-benar artinya luar biasa, dalam arti kita mencapai sesuai dengan hebat atau dahsyat, karena melebihi dari pada umumnya manusia berbuat.
Guna meraih dan memperoleh kedudukan  ghuraba’, yakni manusia yang aneh dan luar biasa, tentu harus berjuang mencari ruang dan peluang hingga menang, dengan memperbaiki segala yang kurang, yakni selalu mengevaluasi dan mengaca diri terhadap berbagai ancaman yang menghampiri. Karena itu kita harus mengamati atau mengawasi, yang dalam bahasa Inggris disebut CARE
Pertama : C (Comitment). Agar kita bisa komitmen, kita harus berpadu atau bersatu dengan prinsip, pendirian dan kemandirian. Orientasinya adalah keyakinan  akan sesuatu yang diperjuangkan dan bukan pada lingkungan  yang menjerumuskan kita pada sesuatu yang kurang menguntungkan. Meski kita dipandang aneh oleh lingkungan, tetapi kalau mampu menjadi teladan, akhirnya orang lain mengakui juga. Ibarat ikan, meski di laut yang jelek, rasanya tetap tidak berubah. Itulah pendirian, meski lentur dalam bergaul, akan tetapi tidak luntur.
Kedua :A (Achievement). Orang yang luar biasa tidak pernah mempersoalkan kepada atau dengan siapa dia bekerja, karena senantiasa berorientasi pada “task oriented”yakni orientasi pada tugas. Kenikmatan bukan atas dasar gaji, akan tetapi saat menjalankan tugas. Itulah “achievement”, yang berorientasi pada tugas. Kenikmatan bukan atas dasar gaji, akan tetapi saat menjalankan tugas. Itulah “achievement”,yang berorientasi pada tugas. Apakah tugas itu bisa mencapai hasil yang diinginkan atua tidak, tidaklah menjadi persoalan karena sukses bukan tujuan, tetapi sukses adalah sebuah perjalanan (success is not destination but it is a journey)
Ketiga :R (Responsibilty) Orang yang aneh atau luar biasa senantiasa memiliki rasa tanggungjawab (responsibility)  tinggi. Lebih-lebih bila dikaitkan dengan kepemimpinan. Pada istilah responsibility  ada dua kata, yaitu  respons dan abilty, kemampuan dalam merespon. Kemampuan dalam merespon ini juga ada dua macam, yakni kemampuan dalam merespon positif dan kemampuan dalam merespon negative. Kemampuan merespon positif disebut proaktif, sedangkan kemampuan dalam merespon negative disebut reaktif.
Keempat : E (Enthusiastic). Orang aneh, luar biasa atau hebat adalah orang yang memiliki tekad dan semangat, rela bermandi keringat, serta didorong oleh kemauan yang kuat. Disamping semangat yang tinggi, ia memiliki strategi dan enerji, memiliki vitalitas dan dinamika, tak pernah berhenti meski segala kesuksesan seakan-akan telah didapati. Bekerja adalah ibadat, bila diniatkan semata-mata karena Allah. Yang menjadi patokan adalah niat yang ikhlas. Sumber motivasi yang menjadi Inspirasi mengapa senantasa memiliki tekad, semangat serta kemauan yang kuat adalah firman Tuhan :Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka, apabila engkau sudah selesai (dalam suatu pekerjaan) Tetapkanlah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan Hanya kepada Tuhanmulah engkau sudah selesai (dalam suatu pekerjaan) Tetapkanlah bekerja keras (untuk urusan yang lain) dan Hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap “(Qs.Al-Insyirah:6-8)
Dalam sebuah hadits diceritakan : Dari Huzaifah bin Yaman ra, katanya :  Saya bertanya kepada Rasululloh saw Sesungguhnya kami dahulu dalam masa jahiliyah dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kepada kami kebaikan, Adakah sesudah kebaikan ini akan terjadi keburukan ? Ya , Jawab Rasul. Saya bertanya, Adakah sesudah keburukan itu ada kebaikan ? Ya, Jawab Rasul, tetapi ada yang merusaknya. Siapa perusak itu ya Rasul ? Kata nabi : Sekumpulan orang yang memimpin bukan menurut jalan yang benar. Terangkanlah kepada kami ciri ciri mereka ya rasul ? Rasul berkata :  kulit mereka sama dengan kulit kita dan mereka berbicara dengan bahasa kita.  Sahabat bertanya :Apa yang engkau perintahkan kepada kami, jika seandainya kami menjumpai mereka ya rasul ?,  Rasul bersabda : jauhilah mereka biarpun karena itu engkau sampai menguyah urat urat kayu, sehingga engkau meninggal dunia dalam keadaan seperti itu.
Zaman memang terus berubah, lain dahulu lain sekarang.  Jika  dulu  Rasul  memilih hidup sederhana , saat ini banyak yang mengaku pengikut Rasul  bersedia melakukan apa saja,  termasuk mengorbankan harga dirinya hanya untuk  berlomba, berebut mengejar kekayaan dan jabatan atau menjadi tim sukses dalam  kekuasaan.  Maka jangan  heran kalau saat ini banyak para pinpinan umat yang gemuk gemuk tidak malu menjadikan istana para sultan sebagai kiblat mereka, mempermegah tempat tinggal mereka dan memperkaya diri dari sumbangan dan bantuan  para sultan. Maka implikasi selanjutnya, jangan salahkan bila  banyak orang menutup telinganya bila mendengar kata kata lembut  yang penuh ajaran, Sebab terlalu sering mereka melihat  banyaknya  hemar yang berjubah Resi.

Dalam suasana peradaban kehidupan yang mulai kehilangan nilai luhurnya, adalah suatu niscaya menghadirkan kembali nilai nilai kemuhammadan dalam  realitas keseharian kita.  Rekonstruksi ideologi Muhammadi  telah menjadi kebutuhan mendesak dan tidak dapat ditunda untuk menyelamatkan peradaban manusia dari kehancuran #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar