Hefni Zain
Carl Gustav Jung, dalam Researches In To The
Phenomenology Of The Self, membagi kepribadian manusia dalam
tiga jenis, yakni introvert (introversion),
extrovert (extraversion) dan ambievert (ambiversion). Introvert atau Introversion adalah
kepribadian manusia yang berkaitan dengan dunia dalam pikiran manusia itu
sendiri. Jadi manusia yang memiliki sifat introvert ini cenderung menutup diri
dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak berpikir dan lebih
sedikit beraktifitas. Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam
kesunyian atau kondisi yang tenang, daripada di tempat yang terlalu banyak
orang.
Ciri-ciri introvert: senang menyendiri, pemikir, pemalu, pendiam, lebih senang bekerja sendirian, ebih suka
berinteraksi secara langsung dengan satu orang, susah bergaul, senang berimajinasi, jarang bercerita, lebih
suka mendengarkan orang bercerita,
senang dengan kegiatan yang tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai dsb), lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi, berpikir dulu baru berbicara/melakukan, lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan.,
senang dengan kegiatan yang tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai dsb), lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi, berpikir dulu baru berbicara/melakukan, lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan.,
Sementara Extrovert atau Extraversion merupakan
kebalikan dari Introvert. Manusia dengan kepribadian extrovert berkaitan
dengan dunia di luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat
extrovert ini lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah
manusia yang lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir. Mereka juga
orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian atau kondisi dimana
terdapat banyak orang, daripada di tempat yang sunyi.
Ciri-ciri Extrovert: senang bersama orang, percaya diri (kadang bisa berlebihan), . aktif,
lebih senang bekerja kelompok, suka berinteraksi dengan banyak orang sekaligus,
gampang bergaul (supel), senang beraktifitas, senang bercerita, daripada
mendengarkan orang bercerita, senang dengan kegiatan dengan banyak orang (jalan-jalan,
pergi ke konser, nongkrong, berpesta dsb), senang berpartisipasi dalam sebuah
interaksi, berbicara/melakukan dulu baru
berpikir, lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.
Adapun Ambievert atau Ambiversion adalah
kepribadian manusia yang memiliki dua kepribadian, yaitu Introvert dan Extrovert.
Manusia dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari introvert
menjadi extrovert, atau sebaliknya. Memiliki kepribadian ambievert ini bisa
dibilang baik, karena manusia tersebut bisa fleksibel untuk beraktifitas
sebagai introvert ataupun extrovert, serta dapat berinteraksi dengan introvert
dan extrovert dengan baik. Tidak seperti Introvert yang susah bergaul dengan
Extrovert dan sebaliknya.
Namun, kekurangan dari kepribadian ini, karena memiliki kepribadian di antara introvert dan extrovert, orang dengan kepribadian ambievert jadi sering terlihat moody, karena sifatnya yang sering berubah-ubah.
Namun, kekurangan dari kepribadian ini, karena memiliki kepribadian di antara introvert dan extrovert, orang dengan kepribadian ambievert jadi sering terlihat moody, karena sifatnya yang sering berubah-ubah.
Ulasan Kritis
Tatkala mendengar
kata introvert, kita langsung membayangkan seseorang yang pemalu, penyendiri,
dan hanya sedikit bicara, jika anda beranggapan seperti itu, maka anda tidak
salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Karena apa yang dipaparkan di atas
hanyalah sebagian kecil dari unsur atau pengertian introvert yang sebenarnya,
yang sayangnya digunakan kebanyakan orang untuk melabeli orang tertentu dengan
sebutan introvert.
Pada
dasarnya, introvert merujuk pada jenis kepribadian seseorang yang merupakan
lawan dari ekstrovert. Jenis kepribadian introvert atau ekstrovert ini merujuk
pada preferensi-preferensi yang dipilih oleh seseorang. Sementara
preferensi-preferensi itu dipilih berdasarkan hal-hal yang terasa lebih nyaman
untuk dilakukan atau dijalani. Dengan kata lain, kepribadian akan menentukan
definisi kenyamanan. Nyaman bagi orang ekstrovert belum tentu nyaman bagi orang
introvert.
Introvert
|
Ekstrovert
|
Energized by the inner world
|
Energized by the outer world
|
Inward
|
Outgoing
|
Quiet
|
Talkactive
|
Think and may act
|
Acts first Thinks later
|
Values Depth Of Experience
|
Values Breadth Of Experience
|
Introvert
adalah orang yang berorientasi ke ‘dalam’ diri mereka sendiri (inward
thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep sehingga
orang-orang introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri
untuk berpikir ataupun beraktivitas. Sumber energi mental mereka berasal dari proses
‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti, orang introvert
terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan tertutup. Ketika
orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stock’ energi
mental mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka
mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri. Banyak pemikir,
seniman atau orang-orang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama
seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman
sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses
dalam pekerjaan mereka.
Ekstrovert
adalah orang-orang yang kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan orang
introvert karena mereka adalah orang-orang yang berorientasi ke ‘luar’ diri
mereka (outward thinking).Ciri dari orang ekstrovert adalah outgoing, pandai
bersosialisasi, dan senang mengobrol. Jika orang introvert mengisi
energinya dengan menyendiri, maka orang ekstrovert justru mendapatkan energi
mentalnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak. Ketika mereka
sendiri, mereka akan merasa tidak tenang karena itu akan ‘menghabiskan’ energi
mereka. contoh orang ekstrovert yang terkenal adalah Soekarno, Guy Kawasaki,
dan Larry King
Sejatinya,
orang introvert juga suka bersosialisasi, namun mereka sudah merasa nyaman jika
memiliki 1 atau 2 orang teman dekat karena bagi mereka yang terpenting
bukanlah kuantitas teman yang mereka miliki tetapi lebih kepada kualitas
atau ‘kedalaman’ hubungan yang mereka bangun. Beda halnya dengan orang
ekstrovert, mereka sangat senang bertemu dengan orang-orang baru dan membuat
teman sebanyak mungkin karena justru hal inilah yang membuat mereka nyaman.
Dalam
dunia kerja, orang introvert lebih cenderung bekerja secara sendiri atau dalam
kelompok kecil yang tenang karena bagi mereka cara kerja seperti itu terasa
kondusif. Adapun orang ekstrovert, mereka senang bekerja di posisi dimana
mereka bisa berinteraksi dengan banyak orang. Tempatkan mereka di lingkungan
sepi dan mereka akan merasa pekerjaan itu sangat tidak menyenangkan.
Lalu
yang manakah yang lebih bagus, menjadi orang introvert atau ekstorvert ?
sebenarnya pertanyaan ini sendiri tidak patut ditanyakan karena esensinya akan
sama apabila kita mempertanyakan yang manakah lebih bagus antara pria
atau wanita. Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Sayangnya di dunia dimana
publisitas dan narsisme di agung-agungkan seringkali orang ekstrovert cenderung
mendapat apresiasi lebih dibandingkan orang introvert karena orang introvert
biasanya lebih unggul dalam bersosialiasi sehingga mudah kelihatan ‘menonjol’
di mata orang lain.
Pada
dasarnya tidak ada orang yang 100% ekstrovert ataupun 100% introvert. Kita
semua merupakan campuran dari unsur ini, hanya saja ada satu unsur yang
mendominasi kepribadian kita yang memang sudah terbentuk dari ‘sananya’.
Pada sisi lain, ada juga orang yang bertipe Ambivert, yaitu orang yang memiliki
kepribadian introvert dan ekstrovert yang seimbang atau 50-50, namun jumlah
orang seperti ini sangat sedikit.
Pada
akhirnya kita tidak perlu mempermasalahkan apakah kita introvert atau
ekstrovert, tapi yang lebih penting adalah bagaimana mengembangkan potensi
berdasarkan pengetahuan akan jenis kepribadian kita, karena setiap kepribadian
tentu memiliki kelebihan dan juga kekurangan.contoh sederhananya, Orang
introvert harus belajar lebih membuka diri terhadap pergaulan baru dan
dunia sosial. Sedangkan orang ekstrovert harus belajar menikmati waktu-waktu
sendiri mereka.
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen,
yakni : id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku
manusia yang kompleks.
1). Id
adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek
kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.
Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga Id
merupakan komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip
kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan,
keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya
adalah kecemasan atau ketegangan. Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar
atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat
penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi.
Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id
terpenuhi.
Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau
bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita
mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang
lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik
mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk
menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses
utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai
cara untuk memuaskan kebutuhan. Pada prinsipnya Id fungsinya selalu mendorong
orang untuk berbuat.
2). Ego
adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan
realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan
dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi
ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar. Ego bekerja berdasarkan
prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara
yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan
manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau
meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls Id itu dapat dipenuhi melalui
proses menunda kepuasan- ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi
hanya dalam waktu yang tepat dan tempat. Ego juga pelepasan ketegangan yang
diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana
ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran
mental yang diciptakan oleh proses primer id’s.
3).
Superego. Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego.
superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi
moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat –
kita maksudkan rasa betul dan salah atau baik dan buruk. Superego memberikan
pedoman untuk membuat penilaian. Artinya seseorang terlebih dahulu melakukan
pertimbangan sebelum berbuat.
Ada dua bagian superego: Yang ideal ego mencakup aturan dan standar
untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur
otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan
kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk
oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan
buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego
bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk
menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk
membuat tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip
realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Interaksi
Id, Ego dan superego
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana
konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan
ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan
duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola
tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu
sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.
Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah keseimbangan
antara id, ego, dan superego. Komentar Jalius: Sungguh Freud tidak melibatkan
akal dan pikiran dalam pembentukan kepribadian. Pada hal akal dan pikiran bagi
manusia adalah faktor utama dalam mengelola perilkunya. Dia hanya bertumpu pada
reaksi jiwa terhadap adanya stimulus, yakni keinginan kepada hal-hal yang
disenangi saja. Dengan Id, ego dan super ego memberikan respon terhadap
berbagai stimulus atau impuls dari lingkungan. Kretivitas dalam menciptakan
dunia baru tentu saja tertutup bagi kepribadian Freud. Karena kreativitas
merupakan kerja utama akal dan pikiran. Jika demikian berarti Freud hanya
bisa membuat kepribadian statis.
Bagaimana
Kepribadian Manusia Dalam Persepktif Islam ? (Tunggu edisi selanjutnya : bersambung)
Referensi
C. George Boeree, Personality Theories, Prismashopie, Terj. Inyiak Ridwan
Muzir, (Jogjakarta, 2005).
Carl Gustav Jung, Approaching the Unconscious, Terj G. Cremers, (PT.
Gramedia, Jakarta, 1989).
Carl Gustav Jung, Aion, Researches In To The
Phenomenology Of The Self, Kata Pengantar R.F. C. Hull, Terj.
Cremer, (PT. Gramedia, Jakarta, 1986).
Tim Psikoanalisis Fakultas Psikologi Univ.
Muhammadiyah Gresik, Surat-Surat Freud/Jung, Akar Perpecahan Gerakan
Pasikoanalisis, Terj Chairil Umam, (UMG Pers, Gresik, 2003).
Jess Feist, Gregory J. Feist (2008).Theories of Personality
(yudi Santoso, Penrj.) yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar
Chaplin, J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini
Kartono, penrj.). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hall, C. S.&G. Lindzey. (1985). Introduction to
Theories Personality. New York: Jhon Willey&Son.
Pervin, L. A.&O.P. John. (2000). Personality: Theory and Research. 8th ed. New York : John Willey&Son.
Pervin, L. A.&O.P. John. (2000). Personality: Theory and Research. 8th ed. New York : John Willey&Son.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar