Sabtu, 27 Desember 2014

WAWASAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Hefni  Zain

Tidak sedikit  para ahli yang menulis buku  tentang manajemen, dan mereka merumuskan konsep manajemen dari perspektif latar pendidikan dan kepentingannya masing masing,  James A.F. Stonner (1978:23) menyebutkan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepeminpinan dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pandangan Massie Joseph (1979:41), manajemen adalah proses perencanaan mengambil keputusan, mengorganisasikan, meminpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fasilitas dan informasi guna mencapai sasaran organisasi dengan cara efektif dan efisien.
Beberapa pakar yang lain menyebut bahwa manajemen merupakan ilmu, seni dan profesi. Disebut ilmu, karena manajemen  selain secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, ia juga  telah memenuhi syarat sebagai suatu ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam kurun waktu yang lama dan memiliki serangkaian teori yang terus diuji dan dikembangkan dalam praktek manajerial pada lingkup organisasi.
Sebagai ilmu pengetahuan, manajemen bersifat universal dan mempergunakan krangka ilmu pengetahuan yang sistimatis mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep yang relevan dalam semua situasi manajerial, karenanya manajemen dapat diterapkan dalam setiap organisasi baik pemerintah, pendidikan, perusahaan, keagamaan, sosial dan sebagainya. Dengan kata lain, manajemen mutlak dibutuhkan oleh setiap organisasi, jika seorang manajer mempunyai pengetahuan tentang manajemen dan mengetahui bagaimana menerapkannya, maka dia akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajerial secara efektif dan efisien
Selain sebagai ilmu pengetahuan, menurut Mary Parker Follet (1986 : 52) manajemen  juga sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (The art of getting done through people), definisi ini mengandung arti bahwa seorang manajer dalam mencapai tujuan organisasi melibatkan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang telah diatur oleh manajer. Oleh karena itu, keterampilan yang dimiliki oleh seorang manajer perlu dikembangkan baik melalui pengkajian maupun pelatihan. Karena manajemen dipandang sebagai seni, maka seorang manajer perlu mengetahui dan menguasai seni memimpin yang berkaitan erat dengan gaya kepemimpinan yang tepat dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Melampaui itu, manajemen juga dapat disebut sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai prestasi manajer yang diikat dengan kode etik dan dituntut  bekerja secara profesional. Seorang profesional tentu harus mempunyai kemampuan konsepsional, kemampuan sosial dan kemampuan teknikal.
Kemampuan konsepsional adalah kemampuan mempersepsi organisasi sebagai suatu sistem, memahami perubahan pada setiap bagian yang berpengaruh terhadap keseluruhan organisasi, kemampuan mengkoordinasi semua kegiatan dan kepentingan organisasi. Kemampuan sosial atau hubungan manusiawi diperlihatkan agar manajer mampu bekerja sama dan memimpin kelompoknya dan memahami anggota sebagai individu dan kelompok. Adapun kemampuan teknikal berkaitan erat dengan kemampuan yang dimiliki manajer dalam menggunakan alat, prosedur dan teknik bidang khusus, seperti halnya teknik dalam perencanaan program anggaran, program pendidikan dan sebagainya.
 Jadi disebut sebagai profesi, karena serang manajer dituntut memiliki keahlian khusus untuk bekerja secara profesional. Oleh karena itu, seorang manajer harus membekali dirinya dengan kemampuan konseptual yang berkaitan dengan planning, organizing, actuating dan controlling (POAC) serta kemampuan sosial yang mengatur tentang hubungan manusiawi sehingga mampu mengimplementasikan gaya kepemimpinan yang relevan dalam berbagai situasi dan kondisi, juga kemampuan teknis yang dapat mendukung dalam pelaksakan program yang dijalankan. 
Dari berbagai rumusan ahli diatas, dapat disebutkan bahwa manajemen adalah kegiatan seseorang dalam mengatur organisasi, lembaga atau perusahaan yang bersifat manusia maupun non manusia, sehingga tujuan organisasi, lembaga atau perusahaan dapat  tercapai  secara  efektif  dan efisien.  Bertolak dari rumusan ini , terdapat beberapa unsur  yang inheren  dalam manajemen, antara lain :
1.      Unsur proses, artinya seorang manejer dalam menjalankan tugas manajerial harus mengikuti prinsip graduasi yang berkelanjutan.
2.      Unsur penataan, artinya dalam proses manajemen prinsip utamanya adalah semangat  mengelola, mengatur  dan  menata.
3.      Unsur implementasi, artinya, setelah diatur dan ditata dengan baik perlu dilaksanakan secara profesional.
4.      Unsur kompetensi. Artinya sumber-sumber potensial yang dilibatkan baik yang bersifat manusia maupun non manusia mesti berdasarkan kompetensi, profesionalitas dan kualitasnya.
5.      Unsur tujuan yang harus dicapai, tujuan yang ada harus disepakati oleh keseluruhan anggota organisasi. Hal ini agar semua sumber daya manusia mempunyai tujuan yang sama dan selalu berusaha untuk mensukseskannya. Dengan demikian tujuan yang ada dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas dalam organisasi.
6.      Unsur efektifitas dan efisiensi. Artinya, tujuan yang ditetapkan diusahakan tercapai secara efektif dan efisien.
Relevan dengan hal diatas, Hamzah (1994:32) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Manajemen Pendidikan islam  adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan islam agar terpusat dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan kata lain manajemen pendidikan islam merupakan mobilisasi segala sumberdaya pendidikan islam untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Maka manajemen pendidikan Islam hakekatnya adalah suatu proses penataan dan pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber daya manusia  dan non manusia dalam menggerakkannya mencapai tujuan pendidikan Islam  secara efektif dan efisien.”.
   Yang disebut “efektif dan efisien” adalah pengelolaan yang berhasil mencapai sasarannya dengan sempurna, cepat, tepat dan selamat. Sedangkan yang “tidak efektif” adalah pengelolaan yang tidak berhasil memenuhi tujuan karena adanya mis-manajemen, maka manajemen yang tidak efisien adalah manajemen yang berhasil mencapai tujuannya tetapi melalui penghamburan atau pemborosan baik tenaga, waktu maupun biaya.
Reddin (1970:135) memberikan beberapa gambaran tentang perilaku manajer yang efektif,  antara lain : pertama, mengembangkan potensi para bawahan,  kedua, memahami dan tahu tentang apa yang diinginkan dan giat mengejarnya, memiliki motivasi yang tinggi,  ketiga, memperlakukan bawahan secara berbeda-beda sesuai dengan individunya, dan keempat, bertindak secara team manajer.
Seorang manajer tidak hanya memanfaatkan tenaga bawahannya yang sudah ahli atau trampil demi kelancaran organisasi yang dia pimpin saja, tetapi  juga memberikan kesempatan pada bawahannya agar mereka dapat meningkatkan keahlian atau ketrampilannya.  Manajer Pendidikan Islam pada umumnya hanya tahu apa tugas mereka agar proses pendidikan dapat berlangsung konstan, tetapi acapkali mereka kurang mampu mengantisipasi secara akurat perubahan yang bakal terjadi di masyarakat pada umumnya dan dalam dunia pendidikan Islam khususnya. Akibatnya  mereka hanya tenggelam dalam tugas-tugas rutin organisasi keseharian tetapi sangat sulit melakukan inovasi progresif nan memungkinkan dicapainya tujuan organisasi secara lebih improve dan membanggakan.
Reddin (1970 : 138) menunjukkan defferensiasi manajemen yang efektif dengan manajemen yang efisien sebagai berikut :

N
MANAJEMEN EFEKTIF
MANAJEMEN EFISIEN
1
Membuat yang benar
Mengerjakan dengan benar
2
Mengkreasikan berbagai alternatif
Menyelesaikan berbagai masalah
3
Mengoptimalkan berbagai sumber pendidikan
Mengamankan berbagai sumber pendidikan
4
Memperoleh hasil pendidikan.
Mengikuti tugas-tugas pekerjaan
5
Meningkatkan keuntungan pendidikan
Merendahkan biaya pendidikan

Defferensiasi ini penting difahami agar para manajer berupaya menyeimbangkan antara efektif dan efisien dalam manajemennya, sebab manajemen yang efektif saja sesunggunhnya merupakan pemborosan, sebaliknya manajemen yang efisien saja sulit memenuhi tujuan lembaga  pendidikan islam yang di idealkan.
Sejatinya  manajemen berhubungan erat dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia dalam organisasi atau lembaga pendidikan Islam dengan cara yang sebaik mungkin. Manajemen bukan hanya mengatur tempat melainkan juga mengatur orang per orang, dalam mengatur orang, tentu diperlukan seni atau kiat agar setiap orang yang bekerja dapat menikmati pekerjaan mereka.
Dalam proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen digambarkan secara umum dalam tampilan prangkat organisasi yang dikenal dengan sebutan teori manajemen klasik. Para pakar manajemen mempunyai perbedaan pendapat dalam merumuskan proses manajemen, Bagi Poul Mali (1981 : 54), fungsi manajemen meliputi : planning, organizing, staffing, directing and controlling. Sedangkan dalam pandangan Wayne (1988 : 32) fungsi manajemen meliputi : planning, organizing, leading and controlling. Sementara menurut Peter Drukcer (1954 : 87) proses manajemen dimulai dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting. Dan menurut Made Pidarta (1988 : 85) manajemen meliputi : planning, organizing, comanding, coordinating, controlling
Berdasarkan uraian diatas, yang wajib ada dalam proses manajemen minimal empat hal, yakni : planning, organizing, actuating, controlling, (POAC).  Empat hal ini prosesnya digambarkan dalam bentuk siklus karena adanya saling keterikatan antara proses yang pertama dengan proses berikunya, begitu juga setelah pelaksanaan controlling lazimnya dilanjutkan dengan membuat planning baru.
Dalam hal ini para pakar manajemen pendidikan Islam merumuskan siklus proses manajemen pendidikan Islam diawali oleh adanya sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu, lalu disusunlah rencana untuk mencapai sasaran tersebut dengan mengorganisir berbagai sumber daya yang ada baik materiil  maupun non materiil  lalu berbagai sumberdaya tersebut digerakkan sesuai jobnya masing masing, dan dalam aktuating tersebut dilakukan pengawasan agar proses tersebut tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan pendidikan islam adalah proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan kegiatan yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai sasaran atau tujuan pendidikan islam yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya.
Dalam islam keharusan membuat perencanaan yang teliti sebelum melakukan tindakan banyak disinyalir dalam teks suci, baik secara langsung maupun secara sindiran (kinayah), misalnya dalam islam diajarkan bahwa upaya penegakan yang ma’ruf dan pencegahan yang munkar membutuhkan sebuah perencanaan dan strategi  yang baik, sebab bisa jadi kebenaran yang tidak terorganisir dan terencana  akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dan terencana. 
Meskipun Alqur’an menyatakan yang benar pasti mengalahkan yang bathil (al Isra’ : 81), namun Allah  lebih mencintai dan meridhoi kebenaran yang diperjuangkan dalam sebuah barisan yang rapi, terencana  dan teratur ( as  shaff : 4) . Setelah perencanaan, dilanjutkan dengan pengorganisasian, yakni proses penataan, pengelompokan dan pendistribusian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada semua perangkat yang dimiliki menjadi kolektifitas yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan team work dalam mencapai tujuan  yang telah ditentukan secara efektif dan efesien. Dalam Qs. 6 : 132 ditegaskan  bahwa “Setiap orang mempunyai tingkatan menurut pekerjaannya masing-masing.
Sewaktu Rasulullah membentuk atribut-aribut negara dalam kedudukan beliau sebagai pemegang kekuasaan tetinggi, beliau membentuk organisasi yang didalamnya terlibat para sahabat beliau yang beliau tempatkan pada kedudukan menurut kecakapan dan ilmu masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa Rasulullah adalah seorang organisatoris ulung, administrator yang jenius, dan pendidik yang baik yang menjadi panutan, karena itu beliau disebut sebagai panutan yang baik (uswatun hasanah).
Setelah planning dan organizing, dalam siklus manajemen pendidikan islam dilanjutkan dengan actuating, yakni proses menggerakkan atau merangsang anggota anggota kelompok untuk melaksanakan tugas mereka masing masing dengan kemauan baik dan antusias.
Fungsi Actuating berhubungan erat dengan sumber daya manusia, oleh karena itu seorang pemimpin pendidikan Islam dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja para bawahannya perlu memahami seperangkat faktor-faktor manusia tersebut, karena itu actuating bukan hanya  kata-kata manis dan basa-basi, tetapi merupakan pemahaman radik akan berbagai kemampuan, kesanggupan, keadaan, motivasi, dan kebutuhan orang lain, yang dengan itu dijadikan sebagai sarana penggerak mereka dalam bekerja secara bersama-sama sebagai taem work.
Siklus terakhir adalah controlling, yakni proses pengawasan dan pemantauan terhadap tugas yang  dilaksanakan, sekaligus memberikan penilaian, evaluasi dan perbaikan sehingga pelaksanaan tugas kembali sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Menurut Siagian (1983 : 21) fungsi pengawasan merupakan upaya penyesuaian antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan dilapangan, untuk mengetahui hasil yang dicapai benar-benar sesuai dengan rencana yang telah disusun diperlukan informasi tentang tingkat pencapaian hasil. Informasi ini dapat diperoleh melalui komunikasi dengan bawahan, khususnya laporan dari bawahan atau observasi langsung. Apabila hasil tidak sesuai dengan standar yang ditentukan, pimpinan dapat meminta informasi tentang masalah yang dihadapi. Dengan demikian tindakan perbaikan dapat disesuaikan dengan sumber masalah. Di samping itu, untuk menghindari kesalahpahaman tentang arti, maksud dan tujuan pengawasan antara pengawas dengan yang diawasi perlu dipelihara jalur komunikasi yang efektif dan bermakna dalam arti bebas dari prasangka nigatif dan dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna, al hasil, tujuan pengawasan pendidikan Islam haruslah konstruktif, yakni benar benar  untuk memperbaiki, meningkatkan efektifitas dan efisiensi #


Tidak ada komentar:

Posting Komentar