Senin, 30 Juni 2014

SEMBUHKAN PENYAKITMU DENGAN BERPUASA

Hefni Zain

Shumu tasehhu : berpuasalah agar kalian sehat (al-Hadits)

Muqoddimah
Meskipun terus ditutup-tutupi, tetapi sulit dibantah bahwa bangsa ini tengah mengidap penyakit (terutama : batin) yang kronis dan bersifat massif,  dan hingga kini belum ditemukan cara efektif untuk menyembuhkannya.  Ironisnya, penyakit itu telah menyebar luas menjangkiti hampir seluruh sendi bangsa ini. Hampir di semua lembaga (terutama : politik, hukum dan pemerintahan), orang-orangnya telah terinveksi penyakit psikologis akibat persaiangan dan perburuan atas mahluk paling sexy yang bernama harta dan tahta, persaingan itu kemudian secara evolutif membentuk gaya hidup bahkan menjadi budaya yang dilumrahkan.
Menurut data Human Development Index tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke 112 dari 175 negara berpenyakit, persis dibawah nagera  Somalia, tetapi yang aneh di Indonesia semuanya merasa tidak berpenyakit kendati indikatornya sudah sangat jelas. Memang  dokter tidak dapat mendiagnosis penyakit  jenis ini, tetapi masyarakat awam sangat jelas melihatnya, sebab penyakit sejenis itu tidak saja menodorong penderita berkelakuan tidak beres, tetapi lebih jauh akan mempengaruhi nasib atau menyakitkan orang banyak. Belum lagi praktek mafia bisnis obat obatan yang menjanjikan laba besar, omzet industri farmasi di indonesia mencapai angka Rp 18 trilyun perbulan. Dari data PMA periode Januari – September 2010 sektor industri kimia dan farmasi menempati posisi tertinggi dalam meraup keuntungan, yakni mencapai 510,1 juta US dolar, sedang PMDN mencapai Rp, 4,13 trilyun. Inilah yang menyebabkan praktek mafia pengusaha farmasi, penguasa dan dokter semakin subur di negeri  (badut)  ini.
Dalam sebuah konferensi yang dihadiri  puluhan pakar dan guru besar di USA, Prof. Dr. Benjamin E.Mays, seorang rektor pada Morehouse Collage Gorgia mengeluarkan statemen  mengejutkan,  Dia mengatakan bahwa lembaga pendidikan modern saat ini hanya menghasilkan manusia  yang berpenyakit, lebih banyak melahirkan orang- orang pandai, tapi kian sulit melahirkan orang-orang jujur, manusia yang bernalar tinggi tetapi berhati kering, Bagi Benjamin peradaban dunia saat ini bukan lagi membutuhkan pengetahuan,  sebab pengetahuan sudah banyak kita miliki, yang mendesak bagi  peradaban global adalah sesuatu yang spiritual (some thing spiritual), sebab jika mencetak manusia yang berfikir saja, tak ubahnya dengan  binatang yang bercacat (I’homme qui medite est un animal deprave)
Manusia adalah semacam radio dua band. Bila satu potensi dikembangkan luar biasa sedangkan potensi yang lain diabaikan, maka dia akan menjadi mahluk yang bermata satu. Seorang pejabat akan melihat kemelaratan rakyat jelata sebagai angka angka yang dapat dikalikan dengan satuan biaya  dan menghasilkan komodity dan proyek miliyaran rupiah, tetapi ia tidak mampu memaknai butir-butir air mata kepedihan dibalik mata-mata yang cekung dan derita kemelaratan disela sela tulang rusuk yang mencuat. Seorang praktisi hukum dengan cepat mengetahui pasal mana yang dapat dipakai untuk memenangkan perkara, tetapi buta dengan isyarat keadilan sehingga  kliennya berubah menjadi mesin ATM atau sapi perahan.
Kalau bagi Thomas Marton , dalam bukunya “Mysticism in the Nuclier Age” kita tidak bisa menyelamatkan dunia hanya dengan sebuah sistem,  maka tentu saja kita juga tidak bisa memperbaiki karakter bangsa ini tanpa orang-orang suci dan jujur. Tidak ada satu sistem, teori atau metode yang dapat mengeluarkan kita dari kegelapan ini, kita memerlukan orang-orang suci yang dengan sinar ruhaniyahnya memancarkan cahaya untuk menerangi kegelapan. Jadi dunia sekarang lebih memerlukan kehadiran satu manusia suci dari pada seribu manusia nalar.

Hubungan puasa dengan kesehatan
Puasa sesungguhnya bukanlah obat untuk penyakit dan kelainan, Dia tidak menyembuhkan apa-apa.  Tujuan utama dari puasa dalam konteks kesehatan adalah untuk memberikan kesempatan dan keleluasaan bagi tubuh untuk melakukan  terapi diri, perbaikan diri dan peremajaan diri sebaik mungkin.  Puasa menjadikan tubuh seseorang beristirahat secara psikologis dan menyebabkan  efektif 100 % dalam penyembuhan. Puasa menempatkan tubuh manusia dalam keadaan dimana tenaga vital tubuh kita dimanfaatkan membuang semua kotoran tubuh yang berbahaya bagi kesehatan seseorang. Puasa membantu tubuh menolong dirinya sendiri. Tubuh manusia dibekali kemampuan terapi alamiyah, dengan kemampuan itu, meski tubuh tidak mendapat sebutir nasipun dalam sehari, manusia tetap mempunyai cadangan energi (Glikogen) yang dapat bertahan selama 25 jam.  Oleh karena itu orang yang berpuasa tidak perlu hawatir akan sakit. Justru  dengan berpuasa  akan membawa hikmah kesehatan yang luar biasa.
Dalam buku The Miracle  of fasting diceritakan : Paul C Bragg, PhD seorang dokter specialis di Health science California, yang menghabiskan hampir seluruh usianya untuk meneliti dan memeriksa ribuan orang berpuasa, mengemukakan, saya memperoleh hasil yang menakjubkan, bahwa tubuh manusia dapat bekerja sendiri dalam periode tertentu tanpa makanan sama sekali. Keadaan puasa dapat memberikan waktu istirahat dan pemulihan diri bagi sel-sel  organ internal tubuh yang selama ini telah bekerja keras dan berlebihan. Puasa memicu kekuatan dan vitalitas dalam tubuh untuk membersihkan endapan endapan racun yang tersimpan dalam tubuh seseorang selama bertahun tahun. Karena puasa mengembangkan tenaga vital manusia kepada tingkat efisiensi yang paling tinggi, puasa juga dapat menodrong penghancuran tumpukan zat-zat kimia dan pencemar tubuh lainnya yang tak bisa dibersihkan dengan cara apapun.
Selama berpuasa  organ hati yang diketahui sebagai  laboratorium kimia dari tubuh manusia yang paling banyak diforsir akan mendapatkan kesempatan untuk mengumpulkan tenaga dan memulihkan dirinya, sehingga setelah itu hati  akan bekerja  jauh lebih ringan dan  efeisien. Seluruh alat sensor manusia akan mengalami peningkatan dan bekerja pada  tingkat efisiensi yang tinggi selama dan sesudah berpuasa, Tak ada satupun proses  terapi yang dapat memenuhi semua kebutuhan perbaikan akan kesehatan yang prima selain dengan berpuasa. Puasa merupakan proses mengangumkan yang dapat memperlancar sirkulasi darah ke semua posisi, sehingga tenaga,  daya tahan dan stamina seseorang yang berpuasa bertambah secara alami, termasuk juga pikiran org yang berpuasa akan menjadi lebih peka karena sirkulasi darah ke syaraf otak  menjadi  sangat lancar, impacnya : logika akan cair dan cara hidup akan  lebih logis. Dengan puasa pikiran menjelma menjadi sangat kuat sehingga dapat mengendalikan seluruh anggota tubuh, puasa telah dapat membuat mental seseorang tentram dan kuat, sebab jutaan sel  dapat diremajakan dan dimurnikan  sehingga membuat struktur yang menakjubkan bagi kesehatan lahir  dan batin manusia.
Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan ”Jangan jadikan perut anda sebagai kuburan dari hewan dan tumbuh-tumbuhan”.  Memang kita sering menjadi semacam omnivora (pemakan segala) tanpa memperhatikan halal-haramnya, termasuk konsekwensi yang mungkin ditimbulkannya, padahal sumber  penyakit itu acapkali berasal dari makanan. Sakit perut, muntaber, hiper tensi, gula darah, asam urat, dll  itu dari pola makan. Orang yang serakah mengejar kepentingan perut tanpa memperhatikan halal haromnya juga bentuk penyakit hati.
Puasa ramadlan mengajarkan dan melatih pelaku pelakunya untuk makan, untuk memiliki sejumlah kekayaan, untuk menggenggam kekuasaan, untuk menjadi ini dan itu atau melakukan apa saja, hanya ketika benar-benar dalam keadaan “lapar sejati” bukan dalam keadaan lapar nafsu. Puasa mengajarkan pelakunya untuk mengambil jarak dengan nafsu. Melatih untuk tidak melakukan penumpukan kekayaan, monopoli, korupsi  dan semacamnya  yang melebihi kebutuhan makan sejati. Tetapi alangkah sedihnya kita menyaksikan betapa dunia ini dihuni oleh banyak manusia yang tak henti hentinya makan meskipun tidak lapar , tak henti hentinya makan meskipun sudah  sangat kenyang.

Riset  tentang kesehatan orang berpuasa
Hasil riset Prof Hembing menunjukkan bahwa : (1) Jumlah sel darah putih orang yang berpuasa mengalami peningkatan yang drastis, sehingga secara otomatis akan meningkatkan kekebalan tubuh, karena fungsi sel darah putih adalah melawan peradangan yang ada dalam tubuh setiap manusia, (2) Memberi waktu istirahat  kepada alat pencernaan,  yang bila orang tidak puasa, alat pencernaan  ini  bekerja ekstra keras.  Pemberian waktu istirahat pada alat pencernaan adalah sangat penting , agar ia tidak cepat aus, juga agar terjadi peremajaan. (3) Orang yang berpuasa selain dapat meningkatkan kesehatan kulit, juga cadangan energi yang tersimpan dalam organ tubuh akan dikeluarkan sehingga melegakan pernafasan organ-organ tubuh, peristiwa ini dikenal dengan istilah peremajaan sel. (4) Dalam tubuh manusia terdapat  limbah berbahaya, seperti Fases, CO2, urine dan kringat. Dengan puasa suplai makanan yang masuk kedalam tubuh terbatasi, sehingga penumpukan  racun, kotoran dan ampas ampas dalam tubuh dapat dicegah. (5) Dengan menghentikan suplai makanan dalam waktu tertentu, kuman penyakit, bakteri dan sel kanker tidak akan dapat bertahan hidup, mereka akan keluar melalui cairan tubuh bersama sel yang mati. (6) Diantara penyakit yang dapat sembuh dengan berpuasa menurut kesimpulan riset diatas antara lain : Pengerasan pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kanker hati, kanker lambung, diabetes, hapatetis, pendarahan otak, tukak usus, tukak lambung, radang tenggorokan, batu empedu, beri-beri, obesitas, malaria, maag, ambeien, kolesterol tinggi, disentri, stroke, TBC, tomur rahim, bronkitis, dll (7) Dengan puasa selain serkulasi darah sangat lancar ke sel sel otak yang dapat mencerdaskannya, juga fungsi susunan syaraf yang berpengaruh pada kejiwaan juga optimal, sehingga kondisi jiwa menjadi seimbang, tenang dan rilek,  pelbagai bentuk penyakit hati seperti : tamak, dengki, dendam, fitnah, takabbur akan diredam oleh terapi puasa ramadhan. Dengan kondisi seperti itu maka fungsi fisiologis saraf pusat berada dalam puncak stabilitas dan normalisasi.
Puasa merupakan program vaksinasi mondial yang akan memperkuat manusia dengan berbagai vitamin batin. Seperti latihan sabar, jujur, sederhana, pemaaf, menahan marah, positif thinking. Puasa adalah semacam program peragihan ruhani, guna menyiapkan batin agar punya kekebalan terhadap berbagai bentuk penyakit.  Tujuan puasa adalah mencetak manusia taqwa, yakni manusia tawadu’,  qonaah,  wara’ dan  yaqin. Dengan tawadu’  penyakit angkuh, arogan, congkak, riya’ sombong, ujub, takabbur akan hilang.   Dengan Qona’ah  penyakit rakus dan serakah akan hilang.    Dengan wara’ penyakit  grusa-grusu dan  sikut kiri kanan akan hilang.    Dan dengan  yaqin,  penyakit  psimistis, rendah diri dan ragu ragu akan hilang.   

Catatan Penutup

Bila puasa menjadi mata pelajaran kehidupan sehari hari, bila puasa tidak hanya dipraktekkan dibulan ramadlan saja, juga bukan urusan fiqh semata, tetapi menjadi pendidikan universal  bagi  pola laku seluruh masyarakat yang dengannya  semua dapat menahan dan mengendalikan diri dari berbagai bentuk keserakahan, ketidak adilan, kebakhilan, korupsi, dan  berbagai bentuk kemaksiatan, tentu  semua penyakit yang menjangkiti kita akan tersembuhkan. Pelaku puasa yang demikian yang kemudian pantas merayakan idul fitri, yakni ruju’ minal mukholafah ila al muwafaqah (kembali dari menentang Allah kearah menyesuaikan deri dengan perintah Allah) Tetapi bila tidak, maka puasa kita hanyalah rutinitas yang bersifat  serimonial belaka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar