Hefni Zain
Shumu
tasehhu : berpuasalah agar kalian sehat (al-Hadits)
Muqoddimah
Meskipun terus ditutup-tutupi, tetapi
sulit dibantah bahwa bangsa ini tengah mengidap penyakit (terutama : batin) yang
kronis dan bersifat massif, dan hingga
kini belum ditemukan cara efektif untuk menyembuhkannya. Ironisnya, penyakit itu telah menyebar luas
menjangkiti hampir seluruh sendi bangsa ini. Hampir di semua lembaga (terutama
: politik, hukum dan pemerintahan), orang-orangnya telah terinveksi penyakit psikologis
akibat persaiangan dan perburuan atas mahluk paling sexy yang bernama harta dan tahta, persaingan itu kemudian
secara evolutif membentuk gaya hidup bahkan menjadi budaya yang dilumrahkan.
Menurut data Human Development Index tahun 2009, Indonesia menempati
peringkat ke 112 dari 175 negara berpenyakit, persis dibawah nagera Somalia, tetapi yang aneh di Indonesia semuanya
merasa tidak berpenyakit kendati indikatornya sudah sangat jelas. Memang dokter tidak dapat mendiagnosis penyakit jenis ini, tetapi masyarakat awam sangat
jelas melihatnya, sebab penyakit sejenis itu tidak saja menodorong penderita
berkelakuan tidak beres, tetapi lebih jauh akan mempengaruhi nasib atau
menyakitkan orang banyak. Belum lagi praktek mafia bisnis obat obatan yang
menjanjikan laba besar, omzet industri farmasi di indonesia mencapai angka Rp
18 trilyun perbulan. Dari data PMA periode Januari – September 2010 sektor
industri kimia dan farmasi menempati posisi tertinggi dalam meraup keuntungan,
yakni mencapai 510,1 juta US dolar, sedang PMDN mencapai Rp, 4,13 trilyun.
Inilah yang menyebabkan praktek mafia pengusaha farmasi, penguasa dan dokter
semakin subur di negeri (badut) ini.
Dalam sebuah konferensi yang dihadiri puluhan pakar dan guru besar di USA, Prof.
Dr. Benjamin E.Mays, seorang rektor pada Morehouse Collage Gorgia mengeluarkan
statemen mengejutkan, Dia mengatakan bahwa lembaga pendidikan modern
saat ini hanya menghasilkan manusia yang
berpenyakit, lebih banyak melahirkan orang- orang pandai, tapi kian sulit
melahirkan orang-orang jujur, manusia yang bernalar tinggi tetapi berhati
kering, Bagi Benjamin peradaban dunia saat ini bukan lagi membutuhkan
pengetahuan, sebab pengetahuan sudah
banyak kita miliki, yang mendesak bagi
peradaban global adalah sesuatu yang spiritual (some thing spiritual), sebab jika
mencetak manusia yang berfikir saja, tak ubahnya dengan binatang yang bercacat (I’homme qui medite est un animal deprave)
Manusia adalah semacam radio dua band.
Bila satu potensi dikembangkan luar biasa sedangkan potensi yang lain diabaikan,
maka dia akan menjadi mahluk yang bermata satu. Seorang pejabat akan melihat
kemelaratan rakyat jelata sebagai angka angka yang dapat dikalikan dengan
satuan biaya dan menghasilkan komodity
dan proyek miliyaran rupiah, tetapi ia tidak mampu memaknai butir-butir air
mata kepedihan dibalik mata-mata yang cekung dan derita kemelaratan disela sela
tulang rusuk yang mencuat. Seorang praktisi hukum dengan cepat mengetahui pasal
mana yang dapat dipakai untuk memenangkan perkara, tetapi buta dengan isyarat
keadilan sehingga kliennya berubah
menjadi mesin ATM atau sapi perahan.
Kalau bagi Thomas Marton , dalam bukunya “Mysticism in the Nuclier Age” kita tidak bisa menyelamatkan dunia hanya dengan
sebuah sistem, maka tentu saja kita juga
tidak bisa memperbaiki karakter bangsa ini tanpa orang-orang suci dan jujur.
Tidak ada satu sistem, teori atau metode yang dapat mengeluarkan kita dari
kegelapan ini, kita memerlukan orang-orang suci yang dengan sinar ruhaniyahnya
memancarkan cahaya untuk menerangi kegelapan. Jadi dunia sekarang lebih
memerlukan kehadiran satu manusia suci dari pada seribu manusia nalar.
Hubungan puasa
dengan kesehatan
Puasa sesungguhnya bukanlah obat untuk penyakit dan
kelainan, Dia tidak menyembuhkan apa-apa.
Tujuan utama dari puasa dalam konteks kesehatan adalah untuk memberikan
kesempatan dan keleluasaan bagi tubuh untuk melakukan terapi diri, perbaikan diri dan peremajaan
diri sebaik mungkin. Puasa menjadikan
tubuh seseorang beristirahat secara psikologis dan menyebabkan efektif 100 % dalam penyembuhan. Puasa
menempatkan tubuh manusia dalam keadaan dimana tenaga vital tubuh kita
dimanfaatkan membuang semua kotoran tubuh yang berbahaya bagi kesehatan
seseorang. Puasa membantu tubuh menolong dirinya sendiri. Tubuh manusia
dibekali kemampuan terapi alamiyah, dengan kemampuan itu, meski tubuh tidak
mendapat sebutir nasipun dalam sehari, manusia tetap mempunyai cadangan energi
(Glikogen) yang dapat bertahan selama 25 jam.
Oleh karena itu orang yang berpuasa tidak perlu hawatir akan sakit.
Justru dengan berpuasa akan membawa hikmah kesehatan yang luar biasa.
Dalam buku The
Miracle of fasting diceritakan : Paul C Bragg, PhD seorang dokter
specialis di Health science California, yang menghabiskan hampir seluruh
usianya untuk meneliti dan memeriksa ribuan orang berpuasa, mengemukakan, saya
memperoleh hasil yang menakjubkan, bahwa tubuh manusia dapat bekerja sendiri
dalam periode tertentu tanpa makanan sama sekali. Keadaan puasa dapat
memberikan waktu istirahat dan pemulihan diri bagi sel-sel organ internal tubuh yang selama ini telah
bekerja keras dan berlebihan. Puasa memicu kekuatan dan vitalitas dalam tubuh
untuk membersihkan endapan endapan racun yang tersimpan dalam tubuh seseorang
selama bertahun tahun. Karena puasa mengembangkan tenaga vital manusia kepada
tingkat efisiensi yang paling tinggi, puasa juga dapat menodrong penghancuran
tumpukan zat-zat kimia dan pencemar tubuh lainnya yang tak bisa dibersihkan
dengan cara apapun.
Selama berpuasa
organ hati yang diketahui sebagai
laboratorium kimia dari tubuh manusia yang paling banyak diforsir akan
mendapatkan kesempatan untuk mengumpulkan tenaga dan memulihkan dirinya,
sehingga setelah itu hati akan
bekerja jauh lebih ringan dan efeisien. Seluruh alat sensor manusia akan
mengalami peningkatan dan bekerja pada
tingkat efisiensi yang tinggi selama dan sesudah berpuasa, Tak ada
satupun proses terapi yang dapat
memenuhi semua kebutuhan perbaikan akan kesehatan yang prima selain dengan
berpuasa. Puasa merupakan proses mengangumkan yang dapat memperlancar sirkulasi
darah ke semua posisi, sehingga tenaga,
daya tahan dan stamina seseorang yang berpuasa bertambah secara alami,
termasuk juga pikiran org yang berpuasa akan menjadi lebih peka karena
sirkulasi darah ke syaraf otak
menjadi sangat lancar, impacnya :
logika akan cair dan cara hidup akan
lebih logis. Dengan puasa pikiran menjelma menjadi sangat kuat sehingga
dapat mengendalikan seluruh anggota tubuh, puasa telah dapat membuat mental
seseorang tentram dan kuat, sebab jutaan sel
dapat diremajakan dan dimurnikan
sehingga membuat struktur yang menakjubkan bagi kesehatan lahir dan batin manusia.
Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan ”Jangan jadikan
perut anda sebagai kuburan dari hewan dan tumbuh-tumbuhan”. Memang kita sering menjadi semacam omnivora (pemakan segala)
tanpa memperhatikan halal-haramnya, termasuk konsekwensi yang mungkin
ditimbulkannya, padahal sumber penyakit
itu acapkali berasal dari makanan. Sakit perut, muntaber, hiper tensi, gula
darah, asam urat, dll itu dari pola
makan. Orang yang serakah mengejar kepentingan perut tanpa memperhatikan halal
haromnya juga bentuk penyakit hati.
Puasa ramadlan mengajarkan dan melatih
pelaku pelakunya untuk makan, untuk memiliki sejumlah kekayaan, untuk
menggenggam kekuasaan, untuk menjadi ini dan itu atau melakukan apa saja, hanya
ketika benar-benar dalam keadaan “lapar sejati” bukan dalam keadaan lapar
nafsu. Puasa mengajarkan pelakunya untuk mengambil jarak dengan nafsu. Melatih
untuk tidak melakukan penumpukan kekayaan, monopoli, korupsi dan semacamnya yang melebihi kebutuhan makan sejati. Tetapi
alangkah sedihnya kita menyaksikan betapa dunia ini dihuni oleh banyak manusia
yang tak henti hentinya makan meskipun tidak lapar , tak henti hentinya makan meskipun
sudah sangat kenyang.
Riset tentang kesehatan orang berpuasa
Hasil riset Prof Hembing menunjukkan bahwa : (1) Jumlah
sel darah putih orang yang berpuasa mengalami peningkatan yang drastis,
sehingga secara otomatis akan meningkatkan kekebalan tubuh, karena fungsi sel
darah putih adalah melawan peradangan yang ada dalam tubuh setiap manusia, (2) Memberi
waktu istirahat kepada alat
pencernaan, yang bila orang tidak puasa,
alat pencernaan ini bekerja ekstra keras. Pemberian waktu istirahat pada alat
pencernaan adalah sangat penting , agar ia tidak cepat aus, juga agar terjadi
peremajaan. (3) Orang yang berpuasa selain dapat meningkatkan kesehatan kulit,
juga cadangan energi yang tersimpan dalam organ tubuh akan dikeluarkan sehingga
melegakan pernafasan organ-organ tubuh, peristiwa ini dikenal dengan istilah
peremajaan sel. (4) Dalam tubuh manusia terdapat limbah berbahaya, seperti Fases, CO2, urine
dan kringat. Dengan puasa suplai makanan yang masuk kedalam tubuh terbatasi,
sehingga penumpukan racun, kotoran dan
ampas ampas dalam tubuh dapat dicegah. (5) Dengan menghentikan suplai makanan
dalam waktu tertentu, kuman penyakit, bakteri dan sel kanker tidak akan dapat
bertahan hidup, mereka akan keluar melalui cairan tubuh bersama sel yang mati.
(6) Diantara penyakit yang dapat sembuh dengan berpuasa menurut kesimpulan
riset diatas antara lain : Pengerasan pembuluh darah, penyempitan pembuluh
darah, tekanan darah tinggi, kanker hati, kanker lambung, diabetes, hapatetis,
pendarahan otak, tukak usus, tukak lambung, radang tenggorokan, batu empedu,
beri-beri, obesitas, malaria, maag, ambeien, kolesterol tinggi, disentri,
stroke, TBC, tomur rahim, bronkitis, dll (7) Dengan puasa selain serkulasi
darah sangat lancar ke sel sel otak yang dapat mencerdaskannya, juga fungsi
susunan syaraf yang berpengaruh pada kejiwaan juga optimal, sehingga kondisi
jiwa menjadi seimbang, tenang dan rilek,
pelbagai bentuk penyakit hati seperti : tamak, dengki, dendam, fitnah,
takabbur akan diredam oleh terapi puasa ramadhan. Dengan kondisi seperti itu
maka fungsi fisiologis saraf pusat berada dalam puncak stabilitas dan
normalisasi.
Puasa merupakan program vaksinasi mondial yang akan
memperkuat manusia dengan berbagai vitamin batin. Seperti latihan sabar, jujur,
sederhana, pemaaf, menahan marah, positif thinking. Puasa adalah semacam
program peragihan ruhani, guna menyiapkan batin agar punya kekebalan terhadap berbagai
bentuk penyakit. Tujuan puasa adalah
mencetak manusia taqwa, yakni manusia tawadu’,
qonaah, wara’ dan yaqin. Dengan tawadu’ penyakit angkuh, arogan, congkak, riya’
sombong, ujub, takabbur akan hilang.
Dengan Qona’ah penyakit rakus dan
serakah akan hilang. Dengan wara’
penyakit grusa-grusu dan sikut kiri kanan akan hilang. Dan dengan
yaqin, penyakit psimistis, rendah diri dan ragu ragu akan
hilang.
Catatan Penutup
Bila puasa menjadi mata pelajaran
kehidupan sehari hari, bila puasa tidak hanya dipraktekkan dibulan ramadlan
saja, juga bukan urusan fiqh semata, tetapi menjadi pendidikan universal bagi
pola laku seluruh masyarakat yang dengannya semua dapat menahan dan mengendalikan diri
dari berbagai bentuk keserakahan, ketidak adilan, kebakhilan, korupsi, dan berbagai bentuk kemaksiatan, tentu semua penyakit yang menjangkiti kita akan
tersembuhkan. Pelaku puasa yang demikian yang kemudian pantas merayakan idul
fitri, yakni ruju’ minal mukholafah ila al
muwafaqah (kembali dari
menentang Allah kearah menyesuaikan deri dengan perintah Allah) Tetapi bila tidak,
maka puasa kita hanyalah rutinitas yang bersifat serimonial belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar