Ust. Ach. Hefni
Zain
Ulat adalah mahluk yang paling dibenci mahluk lain, bila ulat menghampiri tubuh bayi, maka pasti bayi itu akan
menjerit karena tubuhnya gatal semua, bila ulat nempel di baju,
pasti akan disingkir, kalau jatuh di makanan pasti akan di buang. Alhasil,
dimanapun berada, ulat selalu dimusuhi, di rumah, di halaman atau dimanapun,
ulat selalu diusir, bahkan tatkala ulat menyingkir atau mengungsi ke sawah atau ladang,
bersembunyi di berbagai tanaman atau di dedaunan, masih saja dicari, diburu, disemprot dengan racun untuk dibasmi.
Bila sebuah organisasi kisruh, orang menyebut karena ada sebagian anggotanya
yang menjadi ulat. Prilaku ulat dangan segala karakternya membuat apapun
menjadi berantakan.
Menyadari tidak ada tempat aman baginya, konon, ulat protes pada
Nabi Sulaiman, Ya Nabiyulloh !
kenapa nasib kami benar-benar sial, kemanapun kami pergi selalu diburu,
rasanya tiada tempat yang aman bagi kami di dunia ini, kami dianggap lebih berbahaya dari gerombolan
teroris ? Lalu Nabi Sulaiman memerintahkan ulat untuk berpuasa, maka ulatpun berpuasa dan bersemedi
di tempat tersembunyi, ia tidak hanya puasa
biologis dan hormonal, tapi juga berpuasa dari segala bentuk akhlaqul madzmumah,
termasuk puasa bicara. Ia
beristiqomah taqorrub pada penciptanya, Ia melatih diri untuk tidak tergantung
kepada hal-hal yang fisikal, Ia
berperang melawan dirinya sendiri, ia berusaha melemahkan ”ego kecilnya” ia
sadar bahwa untuk memunculkan ego besar syaratnya terlebih dahulu harus
berhasil melemahkan ego kecilnya. Untuk memunculkan nilai malakiyah syaratnya
mesti terlebih dahulu mengikis habis nilai hewaniyah.
Setelah empat puluh satu hari ulat berpuasa, berubahlah
ia menjadi kupu-kupu. Sebuah transformasi dan metamorfose eksistensi, predikat dan fungsi yang betul-betul 180
derajat. Bila semula (ketika masih sebagai ulat) ia dimusuhi semua mahluk, kini
setelah berpuasa ia disenangi semua mahluk, dulu ketika berjalan, ia merayap
tertatih-tatih dan sangat lambat mencapai tujuan, kini untuk mencapai tujuannya
ia berubah super cepat dengan cara terbang .
Kini siapapun yang ”masih menjadi ulat” yang tidak
disenangi semua pihak, yang dalam menuju
cita-citanya sangat lambat, merayap dan tertaih-taeih, maka berpuasalah dengan sungguh-sungguh, bertransformasilah dan tinggalkan predikat lama, segeralah menyongsong predikat
baru dengan segala keistimewaannya. Bila, dengan berpuasa ulat saja bisa bermetamorfose
menjadi kupu-kupu, apalagi kita, mahluk
yang berakal. Itulah diantara keutamaan puasa.
http://iwanjoyo.blogspot.com/
BalasHapus