Ust. Hefni zain
Sebagaimana dimaklumi bahwa puasa hanya
diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman (Qs.2 : 183), dan diantara tanda
orang beriman adalah mereka yang hanya berbicara yang baik atau diam saja (hadist).
Yang dimaksud puasa bicara adalah
meninggalkan pembicaraan yang tidak berguna. Ciri mukmin sejati adalah
menghindarkan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya. Puasa itu adalah junnah, maka apabila seseorang berpuasa
janganlah berbicara keji, kotor, provokatif, jahil dan hingar bingar. Barang
siapa yang tidak meninggalkan perkataan zur (dusta, umpat, fitnah,
jahil, propokatif dan segenap perbuatan yang mendatangkan murka Allah) maka tiada hajat
bagi Allah ia meninggalkan makanan dan minumannya.
Sesungguhnya Tuhan setiap
saat memberi isyarat-isyarat gaib-Nya
kepada kita melalui hati kita. Jika mulut kita terlalu bising karena banyak
bicara, maka isyarat-isyarat gaib itu akan lirih bahkan hening karena terhalang
oleh riuhnya suara mulut kita. Bila kita puasa bicara, Tuhan akan memperdengarkan kepada kita dengan nyaring, jelas dan jernih suara
hati nurani kita. Lewat hati, yang merupakan
taman Tuhan dalam diri kita, Tuhan meenyampaikan petunjuk-Nya. Karena kita terlalu
banyak bicara, kita tidak lagi sanggup mendengar suara Tuhan dalam hati nurani kita.
Kita menjadi tuli, karena mulut kita terlalu
bising.
Jika kita puasa bicara, itu berarti kita membuka ruang yang lapang bagi hati kita untuk bicara lebih banyak. Sebenarnya
kita memiliki hati yang selalu mengajak kita berbicara (Qs.
Al-Qiyamah: 2). Ketika mulut seseorang terlalu banyak bicara, ia tidak akan
dapat mendengar suara hati nuraninya. Suara hatinya tersumbat oleh riuhnya
suara-suara mulutnya sendiri. Bila kita terlalu banyak bicara, kita takkan
mampu untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib yang datang kepada kita. Suara
mulut kita terlalu riuh sehingga isyarat-isyarat dari alam lahut tak
terdengar oleh hati kita.
Bukankah selamatnya manusia tergantung pada lisannya.Ada
saatnya kita bicara, ada saatnya kita mendengar, kita bicara agar orang lain
dapat mengerti, kita mendengar agar kita bisa memahami. Maka diam bukan berarti Lemah. Kadang kita tahu apa yang harus dikatakan, tapi
kita tak ingin melukai perasaan seseorang. Pada titik inilah maka kerendahan seseorang dapat diketahui melalui dua hal : banyak
bicara tentang hal-hal yang tidak berguna, dan suka bercerita banyak hal
padahal tidak ditanya.Itulah sebabnya Tuhan memberi
kita dua telinga dan satu mulut, agar kita lebih banyak mendengar daripada
berbicara. Maka pilihlah pemimpin berdasarkan isyarat Tuhan pada
hati kita, bukan dari suara orang-orang yang mencari rejeki dengan jalan banyak
bicara (kampanye). Syaratnya kita harus puasa bicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar