Jumat, 11 Juli 2014

KEBIADABAN ISRAEL TAK TERLUKISKAN

Ust. Hefni Zain

Sangat sulit mendeskripsikan dengan kata-kata kebiadaban Israel atas bangsa Palestina, sebab kemaha biadaban, ektra brutal dan super sadis yang mereka lakukan atas penduduk Palestina tidak  lagi  berada dalam ukuran “manusia”, kemaha sadisan itu dilakukan oleh IDF (Angkatan bersenjata zionis Israel) yang telah kehilangan watak kemanusiaannya. Maka sebagaimana  disampaikan James Rohn (seorang profesor sosiologi pada John Hopkins University), bahwa siapapun yang masih merasa sebagai manusia yang menyaksikan kekejian itu tidak terperanjat dan spontanitas mengutuknya, pastilah ia bukan manusia kendati berbentuk manusia.
Chris Hedges, seorang kepala biro Timur Tengah The Times dalam wawancaranya dengan NPR menyebutkan “Saya pernah melihat  anak-anak dibrondong peluru di Sarajevo, saya juga telah melihat tentara kematian membantai keluarga-keluarga di Aljazair dan di El Salvador, namun saya belum pernah melihat kebiadaban tentara mencincang anak-anak dan bayi, menelanjangi para wanita dan memperkosanya beramai-ramai, lalu mereka membunuhnya untuk sebuah kesenangan. Mereka juga membongkar dengan bayonet perut wanita hamil dan mempermainkan oroknya yang penuh darah, bahkan ada seorang pria tak bersenjata yang sudah menyerah, kepalanya dibrondong dengan 47 peluru. Bagi Hedges, krisis Gaza merupakan kebiadaban terdahsyat dalam sejarah bentrok Israel Palestina sejak tahun 1967.
Dalam sebuah berita berjudul “Israeli Army Accused of Atrocities, The Los Angeles Times melaporkan bahwa mustahil menyebut angka pastinya, tapi ratusan warga sipil Gaza termasuk anak-anak dan perempuan telah dibantai dengan super sadis, bagi tentara zionis Israel, seluruh rakyat Palestina adalah sasaran. Mereka tidak peduli apakah orang-orang yang mereka temui itu anak-anak, perempuan, atau orang berusia lanjut. Para zionis menganggap pembersihan etnis seperti ini sebagai hal penting untuk memperluas negara Israel. Setiap saat bertemu dengan warga Gaza, tentara zionis berseru “Laktasour Otem,” yang berarti “Bereskan mereka!” lalu para maniak itu  mulai membantai dengan penuh kesenangan. Maka tidak heran bila di Gaza hari ini kita menyaksikan pemandangan yang sungguh menggetarkan, tubuh-tubuh tak berkepala, anak-anak yang dipotong-potong badannya, dan perut wanita yang terburai. Di Gaza hari ini, hampir mustahil menemukan sebuah keluarga yang tidak kehilangan anggota keluarganya karena peluru Israel, belum lagi yang lumpuh atau cacat. Dan yang paling menyakitkan, tatkala tentara-tentara zionis yang maniak itu berjingkrak sambil terkekeh-kekeh di atas ratusan mayat yang baru saja mereka bantai.
Gideon Levy, seorang penulis untuk surat kabar Israel Ha’aretz menyebutkan, Menurut ideologi  zionis, tidak boleh ada unsur asing apa pun di “tanah terjanji” Oleh karena itu tidak ada halangan membunuh anak-anak atau bayi sekalipun dalam buaiannya. Heilburn, mantan walikota Tel Aviv, menyatakan "Kita harus membunuh semua orang  Palestina kecuali mereka tunduk tinggal di sini sebagai budak." Karena itu hampir tidak ada hari tanpa darah tertumpah dari orang yang tak bersalah di Gaza. Tentara zionis Israel secara terencana menghancurkan penduduk Gaza. Desa-desa di bom, rumah-rumah dimusnahkan, dan ladang-ladang dibakar. Sementara kekejaman ini muncul di media internasional dari waktu ke waktu. Tetapi sungguh menyedihkan, para pemimpin dunia hingga kini masih belum cukup bertindak.
Doktrin yang disalah tafsirkan
Bangsa Yahudi awalnya boleh jadi merupakan bangsa yang terhormat, mereka adalah penghuni tanah para Nabi, namun  karena wataknya yang arogan, merasa spisies unggul pilihan Tuhan, dan selalu ingin bermusuhan dengan yang lain, maka sejak 700 tahun SM mereka selalu terusir dan dijadikan budak belian, bahkan akhirnya menjadi korban pembantaian besar-besaran Adolf Hitler Jerman. Karena itu mereka selalu memimpikan negeri nenek moyang sebagaimana dijanjikan dalam kitab Talmut. Kemudian sejak tahun 1882 mulailah mereka melakukan migrasi ketanah yang dijanjikan (Promised land) Palestina dan tahun-tahun berikutnya para pendatang yahudi (aliya) jumlahnya terus bertambah.
Menurut Yousef Haikal Salah satu penyebab kemaha biadaban zionis Israel terhadap penduduk Gaza dan dan Palestina pada umumnya adalah bersumber dari watak arogan yang didukung oleh doktrin ideologi zionis yang keblinger. Mereka mendasarkan tindakan brutalnya pada kitab Yosua yang sudah diputar balikkan, berdasarkan kitab  diatas mereka menganggap diri mereka sebagai (1) orang-orang pilihan (2) orang-orang yang unggul, dan (3) orang-orang yang dilebihkan dari etnis lainnya.
Memang dalam Al-Qur'an disebutkan “Hai Bani Israil, ingatlah akan ni'mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS.2 : 47), Juga pada Qs. 45 :16 “ Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). Tetapi ayat-ayat ini tidaklah menyiratkan "orang pilihan" seperti yang dipahami orang-orang Yahudi radikal. Ayat-ayat tersebut menunjukkan kenyataan bahwa banyak nabi-nabi yang datang dari keturunan ini, dan bahwa orang-orang Yahudi memerintah di daerah yang luas pada saat itu. Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa dengan berkat kedudukan kekuasaan mereka, mereka "lebih diutamakan di atas semua manusia lain." Tetapi tatkala mereka menolak Isa, keutamaan itu pun berakhir.
Al-Qur'an menyatakan bahwa orang yang terpilih tersebut adalah para nabi dan orang-orang beriman yang Allah tunjuki kepada kebenaran. Ayat-ayat tersebut menyebutkan bahwa para nabi itu telah dipilih, ditunjuki jalan yang benar, dan diberkati (Qs.19 : 58),  Namun orang-orang Yahudi radikal, meyakini "orang yang terpilih" sebagai ciri kebangsaan sehingga mereka menganggap setiap orang Yahudi terlahir unggul dan bahwa Bani Israil selamanya dianggap unggul dari semua manusia lainnya. Semakin parah, tatkala “perasaan unggul” tsb dijadikan motivasi untuk melakukan kekejaman atas bangsa lain." Untuk tujuan ini, para Zionis membenarkan perilaku mereka melalui kebencian-kebencian turun-temurun yang bisa ditemukan dalam Talmud. Menurut pandangan ini, hal yang lumrah bagi orang-orang Yahudi untuk menipu orang-orang non-Yahudi, untuk merampas hak milik mereka, bahkan jika diperlukan, membunuh mereka, termasuk wanita dan anak-anak.
Disamping itu ajaran zionis juga menyebutkan bahwa kembalinya orang Yahudi ke Palestina merupakan sebuah “tujuan suci” dan perang yang dilancarkan mereka untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebuah “perang suci.”  Rabbi Shlomo Goren peminpin Rabbi (pemuka agama yahudi) untuk kelompok Ashkenazic (Yahudi Eropa barat) di Israel berfatwa bahwa tindakan tentara zionis atas penduduk Palestina merupakan tugas suci keagamaan yang sesuai dengan  halakha (hukum agama Yahudi) dan perintah Yahweh (Tuhan agama yahudi). Kitab kita mengajak dengan penuh kebanggaan untuk melakukan tindakan kejam oleh Bani Israel, dibawah pimpinan Yosua atas pribumi Palestina.
Dalam karya klasiknya The Case of Israel: A Study of Political Zionism, Garaudy menyebutkan bahwa Kitab Yosua, seringkali dijadikan propaganda oleh para rabbi dalam menganjurkan perang suci bagi tentara zionis untuk melakukan pemusnahan atas penduduk yang ditaklukkan, menumpas dengan “mata pedang” segala sesuatu “baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda,” (Yosua, 6:21), Propaganda turun temurun dari para pemuka agama yahudi ini, ditambah lagi dengan ungkapan bahwa “orang-orang terpilih Israel adalah spesies unggul dari Nil hingga Eufrat” telah membentuk dasar-dasar ideologi Zionisme Israil. Perlakuan brutal tentara Israel atas warga Palestina adalah akibat langsung  dari ajaran ini.

Pembantaian itu harus dihentikan
Pembantaian zionis Israil  atas warga Palestina sesungguhnya sudah berlangsung sejak lama, yakni sejak zionisme pertamakali dibawa ke dalam agenda dunia di akhir abad ke sembilan belas oleh Theodore Herzl (seorang wartawan Yahudi asal Austria),  Tetapi yang populer dari catatan sejarah pembataian warga Palestina oleh zionis Israel adalah  (1) pembantaian King David, tahun 1946 yang menewaskan 920 orang (2) Pembantaian Baldat Al-Shaikh, Yehida, Khisas dan Qazaza tahun 1947 menewaskan hampir 2000 orang, termasuk anak-anak yang tak berdosa (3) Di tahun 1948 puluhan ribu warga Palestina tewas oleh pembantaian tentara zionis di Hotel Semirami,  Naser al-Din,  Tantura,  Masjid Dahmash, Dawayma,  Houla,  Salha, dan Deir Yassin, (4) di Tahun 1956  ribuan warga Palestina tewas oleh pembantaian tentara zionis di  Kafr Qasem,  Khan Yunis dan Gaza, (5) Tahun 1981 ribuan warga Palestina tewas oleh Zionis di Fakhani, (6) Pembantaian di Mesjid Ibrahimi, tahun 1994 : 2500 warga sipil tewas (7), Pembantaian di Qana, tahun 1996 : 509 tewas (8) tahun 1994 pembantaian terjadi lagi di Sabra dan Shatilla yang menewaskan ribuan warga sipil palestina, Mereka di tahun 1994 juga membantai 4000 anak-anak dengan membagi-bagikan coklat yang sudah diracuni.  Bahkan dikatakan sejak September hingga desember 2007 sebanyak 936000 orang Palestina tewas, angka-angka ini belum termasuk yang hilang tanpa bekas .
Melihat kekejian ini, saya kira umat Islam tidak boleh berdiam diri, sebab menurut Nabi saw, persaudaraan kaum muslimin ibarat sebuah bangunan, yang satu harus menguatkan yang lainnya. Kita mesti merespon teguran Allah” Mengapa kamu tidak mau berperang dijalan Allah dan membela orang- orang lemah”. (Qs. 4 : 75). Saat ini layak ditanyakan dimana gerangan para laskar jihad yang sering terlihat garang di negeri sendiri itu ? dimana pula para kyai yang sangat khusu’ istighosah untuk memenangkan capres tertentu itu ?
Wahai saudaraku, kendati kita mencintai perdamaian, tetapi bukan berarti mengabaikan kehormatan sebagai kaum muslimin. Ketika saudara kita diperangi. Maka Allah mengizinkan kita berperang dalam segala bentuknya (Qs. 22 : 39). Boleh jadi anda mencibir oang-orang yang keras meneriakkan jihad sebagai pihak yang menjadikan agama sebagai alat politik, tetapi jangan lupa bahwa membiarkan pembantaian manusia secara besar-besaran adalah perbuatan dosa yang anda juga menanggungnya.
Kini bukan saatnya berseminar, ber talkshow atau berdiskusi sebab yang dibutuhkan saudara kita di Gaza bukan hasil seminar. Jangan hanya musuh yang dikecam, sebab umat Islam sendiri atau negara mayoritas muslim yang karena kepecikan dan ketergantungannya telah membuka jalan bagi kemenangan musuh dan kebinasaan diri sendiri. Inilah yang disebut Nabi saw sebagai : Al-Ujara’ dan Al-Mutahawwinun (Orang yang menjual dirinya kepada musuh Islam) dan (orang- orang yang tidak ambil pusing terhadap kejadian-kejadian yang sedang melanda kemanusiaan),.Padahal sangat jelas sabda Nabi saw yang menyebutkan “Barang siapa diantara kaum muslimin yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain, maka mereka bukan termasuk golongan umat ku".

Andai semangat dukungan mati-matian seperti yang diperlihatkan para tokoh Islam kepada capres dapat dialihkan ke rakyat Gaza tentu akan sangat bermanfaat, sebab  aksi kecaman atau mengutuk keras saja, juga domo solidaritas, dan bahkan qunut nazilah, Saya kira tidak cukup untuk membantu dan menyelamatkan Gaza dari  kebiadaban Israel, Butuh tindakan yang lebih kongkit dari kaum muslimin dan pimpinan negara Islam di seluruh dunia.  

Minggu, 06 Juli 2014

DENGAN PUASA : ULATPUN BEREVOLUSI MENJADI KUPU-KUPU

Ust. Ach. Hefni Zain

Ulat adalah mahluk yang paling dibenci mahluk lain,  bila ulat menghampiri tubuh bayi, maka pasti bayi itu akan menjerit karena tubuhnya gatal semua, bila ulat nempel di baju,  pasti akan disingkir, kalau jatuh di makanan pasti akan di buang. Alhasil, dimanapun berada, ulat selalu dimusuhi, di rumah, di halaman atau dimanapun, ulat selalu diusir, bahkan tatkala ulat menyingkir atau mengungsi ke sawah atau ladang, bersembunyi di berbagai tanaman atau di dedaunan, masih saja dicari, diburu, disemprot dengan racun untuk dibasmi. Bila sebuah organisasi kisruh, orang menyebut karena ada sebagian anggotanya yang menjadi ulat. Prilaku ulat dangan segala karakternya membuat apapun menjadi berantakan.
Menyadari tidak ada tempat aman baginya, konon, ulat protes pada Nabi Sulaiman,   Ya Nabiyulloh ! kenapa nasib kami benar-benar sial, kemanapun kami pergi selalu diburu, rasanya tiada tempat yang aman bagi kami di dunia ini,  kami dianggap lebih berbahaya dari gerombolan teroris ? Lalu Nabi Sulaiman memerintahkan ulat untuk berpuasa, maka ulatpun berpuasa dan bersemedi di tempat tersembunyi, ia tidak hanya puasa biologis dan hormonal, tapi juga berpuasa dari segala bentuk akhlaqul madzmumah, termasuk puasa bicara. Ia beristiqomah taqorrub pada penciptanya, Ia melatih diri untuk tidak tergantung kepada hal-hal yang fisikal,  Ia berperang melawan dirinya sendiri, ia berusaha melemahkan ”ego kecilnya” ia sadar bahwa untuk memunculkan ego besar syaratnya terlebih dahulu harus berhasil melemahkan ego kecilnya. Untuk memunculkan nilai malakiyah syaratnya mesti terlebih dahulu mengikis habis nilai hewaniyah.
Setelah empat puluh satu hari ulat berpuasa, berubahlah ia menjadi kupu-kupu. Sebuah transformasi dan metamorfose eksistensi, predikat dan fungsi yang betul-betul 180 derajat. Bila semula (ketika masih sebagai ulat) ia dimusuhi semua mahluk, kini setelah berpuasa ia disenangi semua mahluk, dulu ketika berjalan, ia merayap tertatih-tatih dan sangat lambat mencapai tujuan, kini untuk mencapai tujuannya ia berubah super cepat dengan cara terbang .

Kini siapapun yang ”masih menjadi ulat” yang tidak disenangi  semua pihak, yang dalam menuju cita-citanya sangat lambat, merayap dan tertaih-taeih,  maka berpuasalah dengan sungguh-sungguh, bertransformasilah dan tinggalkan predikat lama, segeralah menyongsong predikat baru dengan segala keistimewaannya. Bila, dengan berpuasa ulat saja bisa bermetamorfose menjadi kupu-kupu,  apalagi kita, mahluk yang berakal. Itulah diantara keutamaan puasa