Jumat, 09 Januari 2015

GOLONGAN YANG DIJAUHI RASULULLOH

Hefni Zain

Adalah obsesi setiap muslim untuk selalu mendapatkan syafaat Nabi Muhammad saw, selalu dekat dengan beliau, diakui sebagai pengikut setianya dan dikumpulkan bersamanya di akherat kelak, dan tidak ada seorangpun diantara kita yang menghendaki jauh dari beliau, sebab sejatinya tidak ada yang dapat kita andalkan dari amal kita dihadapan Allah tanpa syafaat beliau, terlalu banyak dosa dan kelemahan kita  dan terlalu sedikit amal sholeh kita untuk dipamerkan di hadapan Allah swt, maka satu satunya harapan kita yang masih tersisa untuk memperoleh kehidupan yang baik adalah kasih sayang Allah swt juga syafaat Rasululloh saw. 
Namun demikian, terdapat lima perkara yang apabila kita kita lakukan  menurut beliau dapat menyebabkan posisi pelakunya jauh dari beliau, dan beliau jauh dari mereka. Dalam sebuah hadits, Nabi saw bersabda : Akan datang suatu masa pada umatku, mereka menncintai lima hal dan melupakan lima hal lainnya. Mereka mencintai dunia tapi melupakan akibatnya (di akherat). Mencintai kemewahan tapi melupakan siksa kubur, Mencintai harta benda tapi melupakan hisab Allah,  Mencintai keluarganya tapi melupakan kebenaran, Mencintai dirinya tapi  melupakan  Allah swt.  Kata Nabi mereka lepas dari syafatku dan syafaatku lepas dari mereka.
Pertama, orang yang mencintai dunia tapi melupakan akherat. 
Islam merupakan agama yang mengajarkan keseimbangan, seimbang dalam urusan lahir dan bathin, material spiritual dan seimbang duniawi ukhrawi.  Dilukiskan dalam Qs. 28 :  77 Carilah olehmu kebahagiaan akhirat, dan jangan lupakan kebahagiaan dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
 Nabi saw mengecam orang orang yang mencintai dunia hingga melupakan akheratnya, karena sejatinya dunia ini hanyalah tempat transit sementara guna mempersiapkan bekal untuk kita bawa ke negeri asal kita, yakni negeri akherat.  Diriwayatkan oleh ibnu majah, Nabi saw bersabda “Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh dibawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya”. Islam mengajarkan umatnya hidup didunia tetapi tidak meletakkan hatinya didunia, bekerja di dunia tetapi semata mata untuk kepentingan akherat. Barang siapa pulang ke kampung akherat tanpa bekal, maka seakan akan mereka mengarungi samudera tanpa kapal.
Kedua, orang yang mencintai kemewahan tapi melupakan siksa kubur. 
Dalam sebuah  hadits rasululloh saw bersabda : Demi Allah bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti adalah bila dilapangkannya harta bagi kalian sebagaimana pernah dilapangkan bagi orang orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba berebut kemewahan dan menumpuk numpuknya, lalu kalian dibinasakan oleh Allah sebagaimana mereka dibinasakan (Hr. Ahmad)
Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda Hiduplah sesukamu tapi sadarlah bahwa engkau akan  mati, Cintailah apa  yang dapat engkau cintai tapi sadarlah  bahwa engkau akan berpisah dengannya.
Ketiga, orang yang mencintai harta benda tapi melupakan hisab Allah. 
Islam adalah agama yang memberikan kebebasan kepada umatnya untuk memilih pola hidup yang diinginkan, tetapi apapun pilihan yang diambil pasti akan dimintai pertanggungan jawab di hadapan Allah swt, “Berbuatlah sekehendakmu tetapi sadarlah bahwa engkau akan dibalas menurut perbuatanmu itu”.Dalam banyak riwayat disebutkan “Tiap sesuatu terdapat ujian dan ujian terhadap umatku ialah kecintaan terhadap harta benda” (Hr. Ibnu majah) “Sesungguhnya kecintaan terhadap uang dinar dan dirham telah membinasakan orang orang sebelum kamu dan dimasa yang akan datangpun tetap akan membinasakan (Hr. Tabrani) “Barang siapa yang mencintai dan  mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya, maka Allah akan memusnahkannya dengan adzab (Hr. baihaqi).
Islam bukan mengajarkan umatnya menolak harta dan  tidak boleh  memilikinya, yang dianjurkan Islam adalah jangan sampai seseorang terlalu mencintainya sehingga menjadikan dirinya diperbudak oleh hartanya itu. Bagi Islam manusia yang baik  adalah seseorang yang tidak meletakkan kebahagiannya pada apa yang dimiliki melainkan pada pemanfaatannya,
Keempat, orang yang mencintai keluarganya tapi  melupakan kebenaran.
kadang  manusia kuat menahan godaan  yang datang dari luar, tetapi tidak kuat bila godaan itu berasal dari dalam. Kita kuat berperang melawan musuh yang kita benci, tetapi tidak kuat ketika melawan yang dicinta. Dalam hidup keseharian, betapa sering keinginan dan tuntutan keluarga mengalahkan nalar, pikiran dan akal sehat. Bahkan tak jarang melaggar perintah Tuhan. 
Kelima, orang yang mencintai dirinya tapi melupakan  Allah swt. 
Apa yang membuat Iblis enggan bersujud pada Adam  tak lain adalah bentuk kecintaan terhadap dirinya yang berlebihan, ia memandang dirinya lebih utama dari yang lain. Karena itu termasuk kafilah iblis pihak pihak yang memandang lebih terhormat diri dan kelompoknya dari orang dan kelompok lain, baik karena derajat, pangkat atau martabat, juga karena silsilah, golongan darah atau trah.
Tidak jarang kecintaan terhadap diri, mencelakakan seseorang karena yang bersangkutan akan menempatkan kehendak dirinya diatas kehendak yang lain, termasuk kehendak Allah sekalipun. Dalam Qs. 2 : 165), Allah berfirman: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dalam Hadits Qudsi ditegaskan :“Barang siapa yang mendahulukan kehendakKu diatas kehendaknya, maka akan Aku pelihara dirinya, Aku atur urusan dunianya dan akan Aku  luaskan rizkinya. Tetapi barang siapa yang mendahulukan kehendaknya diatas kehendakKu, maka Aku akan cerai beraikan segala urusannya”

Kini kendati beliau telah wafat, tetapi hingga kini Beliau terus  mengawasi apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Dalam Qs At-Tawbah : 105 ditegaskan: Dan katakanlah ! Beramallah kalian, maka Allah akan melihat amal kalian, juga Rasululloh #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar